IHSG Diperkirakan Masih Melemah

Oleh : Wiyanto | Rabu, 21 November 2018 - 08:32 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5974-5987 dan Resisten diharapkan dapat menyentuh kisaran 6015-6026. Meski laju IHSG hanya melemah tipis namun, perlu diwaspadai seiring mulai meningkatnya volume jual.

Analis Pasar Modal Reza Priyambada mengatakan, pencapaian level tertinggi kali ini (6036,99) pun juga belum mampu menyamai pencapaian level tertinggi di akhir pekan sebelumnya (6058,82) sehingga akan rentan untuk kembali terjadinya pelemahan sebagai bagian dari pergerakan konsolidasinya terlebih dahulu.

"Diharapkan aksi jual tidak terlalu besar agar IHSG tidak melemah dalam. Tetap cermati sentimen yang ada dan mewaspadai potensi pelemahan kembali," katanya di Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Ia sodorkan saham-saham pilihan:

SMGR Trading buy selama dapat bertahan di atas 11000. Support 10850-11000 Resisten 11374-11500

TPIA Trading buy selama dapat bertahan di atas 4900. Support 4890-4900 Resisten 4980-5000

BJTM Trading buy selama bertahan di atas 670. Support 665-670 Resisten 690-695

INAF Trading buy selama bertahan di atas 4300. Support 4280-4300 Resisten 4410-4420

WSKT Trading buy selama bertahan di atas 1600. Support 1570-1600 Resisten 1650-1680

Sebelumnya, Laju IHSG mampu melampaui kisaran target support 5987-5997.

Sesuai dengan perkiraan sebelumnya dimana laju IHSG memiliki potensi pembalikan arah seiring dengan aksi ambil untung pelaku pasar, terutama investor asing yang kembali tercatat aksi jual. Nyatanya, laju IHSG setelah menyentuh level tertingginya di 6030an, kembali berbalik melemah.

Beruntungnya IHSG tidak terkena aksi jual yang terlalu besar sehingga pelemahannya pun tidak terlalu dalam. Masih adanya aksi beli juga mampu mengangkat IHSG meski sempat melemah ke level terendahnya di 5974,14. Di sisi lain, meski laju Rupiah bergerak positif dan masih adanya berita positif dari sejumlah emiten namun, belum cukup kuat mengangkat IHSG. Pelemahan sejumlah saham-saham batubara seiring dengan penurunan harga kontrak batubara di pasar komoditas global turut menambah sentimen negatif.