Bursa Saham Asia Naik Positif

Oleh : Wiyanto | Rabu, 21 November 2018 - 07:13 WIB

INDUSTRY.co.id

Jakarta - Pergerakan bursa saham Asia di awal pekan mampu mengalami kenaikan yang dimotori berlanjutnya kenaikan sejumlah indeks saham Tiongkok. Meski perkembangan perang dagang masih menjadi perhatian namun, tidak menghalangi kenaikan bursa saham Asia. Adanya rilis data kenaikan ekspor Jepang YoY turut memberikan sentimen positif.

Adanya pembahasan perang dagang AS dan Tiongkok dalam Asia Pacific Economic Cooperation Summit di Papua Nugini dinilai dapat memberikan solusi atas perkembangan perang dagang yang masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan akan dilanjutkan dalam pertemuan G-20 Summit yang akan mempertemukan kedua petinggi negara.

Di hari selanjutnya, laju bursa saham Asia cenderung melemah seiring dengan berita negatif penahanan petinggi Nissanha yang berimbas pada pelemahan sejumlah saham otomotif Jepang dan juga saham-saham lainnya. Tidak hanya itu, pelemahan saham-saham teknologi AS sebelumnya juga turut menambah sentimen negatif.

Pergerakan bursa saham Eropa di awal pekan bergerak negatif seiring aksi menahan diri dalam menyikapi sentimen Brexit. Pelaku pasar masih bereaksi negatif menyusul sentimen mundurnya sejumlah pejabat dalam kabinet PM Theresia May di saat perundingan Brexit masih berlangsung.

Pada hari berikutnya, laju bursa saham Eropa masih melanjutkan pergerakan negatif seiring masih adanya sentimen dari Brexit. Pasar menilai adanya ketidakpastian dalam perkembangan Brexit sehingga cenderung kembali melakukan aksi jualnya. Indeks pan-European Stoxx kembali mengalami pelemahan, terutama dengan adanya penurunan pada saham-saham perbankan dan teknologi. Di sisi lain, saham-saham otomotif juga terkena aksi jual menyusul imbas tertangkapnya salah satu petinggi Nissan Motor.

Pelemahan kembali terjadi pada bursa saham AS seiring penurunan saham-saham teknologi yang dimotori saham Apple dan Facebook. Penurunan saham Apple sejalan dengan adanya rilis The Wall Street Journal terkait pemangkasan produksi iPhone. Begitupun dengan saham Facebook yang turun dimana masih adanya sentimen kebocoran data terkait Pemilu Presiden AS di 2016 yang pada akhirnya membuat Donal J. Trump terpilih menjadi Presiden AS. Pelemahan saham-saham teknologi juga disebabkan laporan Financial Times terkait banyak bukti pelanggaran antimonopoli oleh Samsung, SK Hynix dan Micron Technology. Laporan itu juga mengatakan bahwa Cina akan memperdalam penyelidikannya ke tiga perusahaan, yang merupakan produsen chip memori terbesar di dunia.

Pergerakan bursa saham AS di hari kedua pekan ini kembali melemah. Masih melemahnya saham-saham teknologi menjadi pemicu penurunan. Di sisi lain, adanya rilis kinerja sejumlah emiten yang dinilai di bawah ekspektasi turut memberikan sentimen negatif.