Rupiah Diperkirakan Menguat Efek Suku Bunga Naik

Oleh : Wiyanto | Jumat, 16 November 2018 - 07:46 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Di perkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran 14695-14655. Positifnya laju Rupiah diharapkan masih dapat berlanjut seiring masih adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Akan tetapi, adanya peringatan dari Gubernur The Fed terkait potensi masih berlanjutnya tingkat suku bunga Fed Fund Rate yang dibarengi permasalahan internal di Benua Eropa.

"Antara lain perundingan Brexit di Inggris dan penyelesaian masalah anggaran di Italia membuat laju EUR dan GBP dapat tertekan sehingga dapat dimanfaatkan oleh USD kembali menguat," kata analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (17/11/2018).

Diharapkan sentimen dari dalam negeri masih ada yang kembali positif untuk membuat Rupiah bertahan di teritori hijaunya. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah.

Pasca diumumkannya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia, &D-RR, pergerakan Rupiah mampu kembali melanjutkan kenaikannya. BI merilis suku bunga acuan yang naik 25 bps menjadi 6 persen dengan alasan untuk mempertahankan posisi defisit transaksi berjalan di sepanjang tahun ini tetap berada di bawah 3% dari PDB.

Di sisi lain, meski terdapat kekhawatiran kenaikan tersebut akan membuat perbankan menyesuaikan suku bunga kreditnya namun, optimisme OJK yang memperkirakan penyaluran kredit dapat bertumbuh 13 persen YoY dan perkiraan kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup bagus membantu penguatan Rupiah.

Tak ketinggalan, adanya penerbitan aturan transaksi derivatif suku bunga Rupiah, yaitu _Interest rate Swap_ dan _Overnight Index Swap_ serta adanya penilaian posisi defisit neraca perdagangan sebesar US$1,82 miliar pada Oktober 2018 tidak akan memicu pelebaran _current account deficit_ atau defisit transaksi berjalan ke kisaran di atas 3% turut direspon positif.