Agar Berkibar, BNI Syariah Tak Ragu Gunakan Teknologi

Oleh : Wiyanto | Jumat, 16 November 2018 - 06:40 WIB

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan oleh perbankan syariah. Terutama untuk kemudahan dalam transaksi serta pembiayaan ke pada nasabahnya. Perbankan syariah bisa berkolaborasi tanpa menanamkan investasi besar.

Irfan Syauqi Beik, ekonom syariah mengungkapkan, perbankan syariah punya tantangan dalam hal teknologi. Sebab perbankan ini bergerak secara intermediasi. Maka diperlukan juga teknologi diintermediasi tersebut.

"Mengancam peran bisnis intermediasi seperti perbankan syariah, makanya harus mau menggunakan teknologi untuk memperkuat bisnis perbankan syariah," kata dia di Jakarta, Kamis (16/11/2018).

Menurutnya pentingnya perbankan syariah be adaptasi dengan teknologi agar tidak tertinggal di tengah gempuran Financial Technologi (Fintech), salahsatunya mengambil peran perbankan seperti pembiayaan. Meskipun Fintech dilarang menghimpun dana, namun menjadi pesaing bisnis jika tidak kolaborasi.

Katanya, peran teknologi penting seiring kemajuan digital financing, makanya adaptasi dan perlunya investasi kalau tidak secara bisnis terancam.

"Kemajuan teknologi, membuat proses transaksi mudah dan birokrasi pendek," Katanya.

Teknologi tidak lepas dari internet, dalam laporan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan penetrasi penggunaan internet mencapai 143 juta dari jumlah penduduk 262 juta pada survei 2017.

Nah, BNI Syariah sebagai salah satu institusi keuangan tidak mau tertinggal menggunakan teknologi yang sangat erat kaitannya dengan internet. Apalagi hampir semua orang menggunakan gadget yang terhubung internet. Gadget tersebut, digunakan untuk segala hal termasuk urusan perbankan.

SEVP Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto mengakui teknologi sangat membantu transformasi bisnis perbankan era kini. Dengan teknologi, perbankan akan mampu bersaing.

"BNI Syariah enggak hindari kemajuan teknologi, kita antisipasi dan sudah dipersiapkan," katanya.

Untuk itulah, kata dia, BNI Syariah membentuk unit digital bisnis. Peranannya merancang bisnis digital diantaranya akan membuat kartu e money sendiri. Pihaknya sudah mengajukan izin ke Bank Indonesia selaku regulator payment. Termasuk ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Berharap izin keluar akhir tahun 2018 atau awal tahun 2019 dapat keluar sehingga kita bisa pasarkan," katanya.

Peran unit digital lainnya, lanjut dia, menghubungkan BNI Syariah ke pihak Fintech dan startup teknologi. Bentuknya menjalin kolaborasi agar memudahkan proses bisnis BNI Syariah. Para startup di bidang teknologi tersebut, dibidik yang menjalankan bisnis e commerce.

"Kita gandeng digital, kembangkan e commerce, paling gampang kerjasama di virtual account-nya. Sudah bekerjasama dengan 20 perusahaan e commerce," katanya.

Lalu, dampak BNI Syariah menerapkan teknologi ke proses bisnis seperti apa?

Wahyu menyebutkan, setelah menggunakan teknologi terjadi peningkatan dari proses bisnis perbankan. Misal produk teknologi Wakaf Hasanah transaksinya kini mencapai 132 persen, Hasanah Personal transaksinya mencapai 309 persen dan Hasanah Digi Lifestyle transaksinya mencapai 89 persen.

Dalam perkembangannya, produk teknologi yang digunakan nasabah BNI Syariah, ungkap Wahyu, jauh melampaui transaksi di kantor. Pada 2016 transaksi e channel tumbuh 30 persen dan dibandingkan kantor cabang 70 persen. Mulai naik transaksi e channel di 2017, mencapai 40 persen dan di kantor cabang 60 persen. Pada 2018, sudah terbalik arus transaksi dominasi di e channel 60 persen dan kantor cabang 40 persen.

"Fakta ini menunjukkan adanya peralihan ke e channel yang menggunakan teknologi, namun kita gak kurangi cabang, malahan akan nambah outlet lagi," katanya.