Bos Jababeka Akui Singapura Jadi Peran Penting Jembatani Datangnya FDI di Indonesia

Oleh : Ridwan | Kamis, 25 Oktober 2018 - 13:23 WIB

INDUSTRY.co.id - Singapura, Forum investasi mengenai Belt and Road Initiative (BRI) kembali digelar di Singapura. Untuk kali ini, forum yang menghadirkan para pengusaha tersebut dibungkus dengan nama "Singapore – China BRI Investment Forum 2018” yang diadakan di Ritz-Calrton, Kamis (25/10/2018).

BRI merupakan visi geoekonomi paling ambisius dalam sejarah saat ini. Memayungi hampir sekitar 70 negara dengan lebih dari dua pertiga populasi dunia, serta telah menelan investasi China mendekati USD 4 triliun. Upaya ini untuk memperkuat infrastruktur dengan jalan-jalan baru dan kereta api, perjanjian perdagangan dan transportasi, dan bahkan ikatan budaya dengan beasiswa universitas dan pertukaran antar-warga lainnya. Dengan semua cara ini, China terhubung dengan dunia.

Dalam kaitannya dengan Singapura dan Indonesia, Chairman dan Founder Jababeka Group, Dr. S.D. Darmono yang menjadi panelis dalam acara tersebut melihatnya sebagai sebuah kesempatan yang sangat baik. 

“Singapura memainkan peran penting dalam menjembatani datangnya Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia. FDI tersebut untuk pembangunan infrastruktur dan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang besar melalui BRI," ungkap Darmono. 

“Salah satu contohnya adalah Kawasan Industri Kendal (KIK) yang merupakan flagship kerja sama Indonesia dan Singapura membawa FDI termasuk infrastruktur,” tambahnya.

Saat ini, KIK memiliki lebih dari 43 tenant yang selanjutnya sedang difokuskan oleh pemerintah untuk pengembangan Politeknik Furnitur di kawasan tersebut.

Pembangunan KIK merupakan hasil kerja sama antara investor Indonesia yaitu PT Jababeka Tbk. dengan Sembawang Corporation Ltd. dari Singapura.

Diresmikan oleh Presiden Jokowi dan PM Lee pada November 2016 lalu. Kawasan industri terintegrasi pertama di Jawa Tengah itu diproyeksikan menyerap potensi investasi sebesar US$ 500 juta.

Pada tahap pertama, lahan yang akan digarap seluas 1.000 hektare dengan target 300 tenant dan bakal menyerap tenaga kerja sebanyak 500.000 orang hingga tahun 2025.

Sementara itu, Singapura merupakan investor terbesar di Indonesia. Sepanjang tahun 2017, Negeri Singa telah menanamkan modalnya hingga USD8,4 miliar atau berkontribusi 26,2 persen dari total investasi asing di Indonesia. Capaian ini melampaui Jepang sebesar USD5 miliar (15,5%), China USD3,4 miliar (10,4%), Hong Kong USD2,1 miliar (6,6%), dan Korea Selatan USD20 miliar (6,3%).

Pada semester I tahun 2018, investasi Singapura ke Indonesia tercatat hingga USD5,04 miliar atau naik 38 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, di tahun 2017, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Singapura menembus USD9 miliar, yang menjadikan Singapura sebagai tujuan terbesar kelima dalam pengapalan produk manufaktur nasional. 

Selain itu, Indonesia dan Singapura berpotensi besar menjadi twin engine (mesin ganda) untuk berkontribusi memacu pertumbuhan ekonomi di Asia.

Apalagi, kedua negara semakin agresif menjalin kerja sama yang strategis mulai dari kemitraan sektor industri, peningkatan kompetensi sumber daya manusia, serta kegiatan penelitian dan pengembangan.