Dua Langkah Garuda Indonesia Hadapi Pelemahan Rupiah

Oleh : Herry Barus | Senin, 08 Oktober 2018 - 15:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Maskapai Garuda Indonesia menyiapkan dua langkah untuk menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah yaitu menggenjot pendapatan dalam dolar AS dan memangkas biaya operasional.

Komisaris Utama Garuda Indonesia Agus Santoso saat ditemui di "Garuda Indonesia Travel Fair", Jakarta, belum lama ini, mengatakan bahwa menggenjot pendapatan dilakukan dengan cara mendorong anak perusahaanya, yaitu GMF AeroAsia yang memiliki pasar asing lebih banyak dan salah satu perusahaan perawatan terbesar di kawasan Asia Pasifik.

"GMF lebih menghasilkan banyak dolar dan penetrasi di pasar regional Asia Pasifik sangat tinggi," katanya.

Agus menambahkan pihaknya mulai menngolaborasikan GMF dengan Merpati Maintenance Facility (MMF).

"Kalau GMF saja yang kami dorong untuk memasarkan secara potensial ke luar negeri tidak kuat sehingga dibutuhkan ekspansi berupa kerja sama operasi dengan MMF di Surabaya," katanya.

Sementara itu, untuk pemangkasan biaya operasional, menurut dia, diperlukan strategi untuk penghematan bahan bakar dengan menyesuaikan tipe pesawat dengan kondisi bandara serta rute di Indonesia.

Agus menilai, tipe pesawat CRJ-1000 Bombardier tidak cocok untuk dioperasikan di wilayah Indonesia karena membutuhkan bahan bakar yang banyak, sementara penumpang yang diangkut lebih sedikit dibandingkan dengan pesawat ATR.

"Kami akan mengevaluasi penerbangan yang disesuaikan dengan tipe pesawatnya, ada Boeing 737, Airbus 320, Airbus 330, ATR, ATR bahan bakar yang keluar lebih sedikit dibanding CRJ. CRJ itu kurang efisien untuk Indonesia," katanya.

Selain itu, lanjut dia, rute-rute juga akan dievaluasi mana yang menguntungkan dan mana yang justru membuat biaya operasional membengkak.