Pemerintah Harus Jaga Stok Jagung untuk Pakan Terrnak

Oleh : Herry Barus | Rabu, 26 September 2018 - 22:34 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengingatkan pemerintah agat dapat terus menjaga stok komoditas jagung karena hal itu merupakan elemen penting terkait pakan ternak di berbagai daerah saat ini.

"Lebih dari 45 persen pakan ayam berasal dari jagung sehingga kelangkaan jagung pasti akan memengaruhi produksi pakan nasional," kata peneliti CIPS Imelda Freddy di Jakarta, Selasa (25/9/2018)

Belum lagi, lanjutnya, jumlah produksi jagung harus berebut dengan permintaan konsumen yang ditujukan untuk nonpakan ternak.

Imelda menyoroti dampak dari kurangnya suplai jagung yang tercermin antara lain dari tingginya harga jagung, yang dinilai akan membuat para pengusaha pakan ternak beralih dari jagung sebagai komponen utama pakan ternak.

"Mereka akan beralih menggunakan bahan baku lain seperti gandum. Hal ini akan berakibat buruk kepada para petani jagung karena hasil produksi mereka tidak diserap oleh pasar. Perubahan minat pasar seperti ini harus diantisipasi dengan suplai jagung yang memadai," ucapnya.

Untuk itu, ujar dia, apabila jagung tetap menjadi bahan pokok pakan, perlu adanya peningkatan pasokan atau persediaan jagung.

Ia berpendapat bahwa selama ini petani menanam jagung bergantian dengan jenis komoditas pertanian lain setiap musim sehingga produksi jagung tidak stabil di sepanjang tahun.

Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan), jumlah produksi jagung nasional mengalami peningkatan pada periode 2013 sampai 2017. Pada 2013 jumlah produksi jagung nasional adalah 18,5 juta ton dan meningkat menjadi 19 juta ton dan 19,6 juta ton pada 2014 dan 2015. Pada 2016 dan 2017 jumlahnya menjadi 19,7 juta ton dan 20 juta ton.

Di saat yang bersamaan, jumlah konsumsi jagung nasional juga terus naik. Pada periode 2013-2015, jumlah konsumsi jagung nasional berjumlah 21,6 juta ton, 22,5 juta ton dan 23,3 juta ton.

Ada sedikit penurunan pada 2016 yaitu menjadi 22,1 juta ton. Jumlah ini kembali naik menjadi 23,3 juta ton pada 2017.(Ant)