Dorong Program Sejuta Rumah, Bank BTN Pacu KPR di Jawa Timur

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 20 September 2018 - 06:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) atau Bank BTN akan terus memacu ekpansi bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Jawa Timur (Jatim) karena backlog di wilayah ini masih tinggi dan pergerakan harga rumah di sana positif.

Ekpansi bisnis tersebut juga digelar untuk mendukung pencapaian target bisnis Bank BTN secara nasional sekaligus mendorong suksesnya Program Satu Juta Rumah.

“Bank BTN akan terus mendorong kinerja di Jatim karena melihat adanya potensi yang masih besar. Menurut kajian Bank BTN pada 2016, pasokan dan permintaan perumahan di Jatim menunjukkan backlog sebanyak 1,03 juta unit,” ungkap Andi Nirwoto, Direktur Bank BTN, dalam Public Expose Investor Summit di Gedung Bursa Efek Indonesia, Surabaya-Jawa Timur, Rabu (19/09/2018).

Andi mengemukakan, dalam lima tahun ke depan, Bank BTN memproyeksikan angka kebutuhan rumah tersebut akan bertambah sebanyak 762.034 unit. Sebaliknya, angka pertumbuhan kepemilikan rumah di Kota Pahlawan tersebut baru 1,18%.

Andi menuturkan, menurut kajian Bank BTN, potensi permintaan rumah di Jatim tahun ini bakal mencapai 331.746 unit, akan tetapi total rumah yang tersedia baru mencapai 23.992 unit.

“Dengan ruang yang cukup lebar untuk berekspansi serta berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang dilakukan, kami optimistis penyaluran KPR di Jatim pada tahun ini akan mampu mencapai Rp4,32 triliun untuk 23.321 unit rumah atau naik 21% dibandingkan tahun lalu,” papar Andi.

Besarnya peluang bisnis KPR di Jatim juga didukung pergerakan positif harga rumah di provinsi tersebut. Kajian Bank BTN juga menunjukkan provinsi Jatim menempati posisi ketiga dengan House Price Index (indeks harga rumah/HPI) tertinggi sebesar 173,34 per Juni 2018. Kemudian, sebanyak 6 dari 10 kabupaten/kota yang memiliki HPI tertinggi berada di Jawa Timur.

Di antaranya, Jember menjadi kabupaten dengan HPI tertinggi per Juni 2018 dengan indeks sebesar 229,46 dan pertumbuhan tahunan mencapai 23,38% secara tahunan. Besaran indeks tersebut mengindikasikan kenaikan harga rumah di Jember mencapai 1,29 kali lipat dalam 3,5 tahun.

Pertumbuhan pesat pun terjadi di Kabupaten Ngawi dengan kenaikan tahunan sebesar 45,93%. Sejalan dengan kajian tersebut, Bank Indonesia merekam kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di kota Surabaya dengan pertumbuhan sebesar 5,41% per Juni 2018 dibandingkan per Juni 2017.

Adapun, hingga Juli 2018, Andi merinci penyaluran KPR Bank BTN di Jatim mencapai Rp1,83 triliun. Realisasi tersebut terdiri atas penyaluran KPR Non-Subsidi untuk 4.127 unit rumah atau setara Rp1,24 triliun dan penyaluran KPR Subsidi untuk 5.169 unit rumah atau senilai Rp585,46 miliar per Juli 2018.

Untuk mencapai target penyaluran KPR tersebut, Andi mengungkapkan perseroan terus berpartisipasi meningkatkan ketersediaan rumah. Aksi yang dilakukan yakni dengan menjadi inisiator dan integrator kerja sama antar institusi untuk meningkatkan pasokan rumah. Beberapa hal yang dilakukan yakni bersinergi dengan para penyedia lahan, pemasok bahan baku, hingga para pengembang properti.

Dalam meningkatkan sisi kebutuhan rumah, emiten bersandi saham BBTN ini juga terus berinovasi pada lini digital banking untuk mempermudah nasabah mengakses layanan KPR perseroan.

Bank BTN juga terus memperluas jaringan distribusi untuk meningkatkan ekspansi bisnisnya terutama di daerah-daerah. “Kami juga menggelar kemitraan dengan berbagai institusi untuk menawarkan KPR bagi karyawan dan masyarakat serta melakukan cross selling dengan beragam korporat. Dengan berbagai strategi tersebut, kami optimistis secara nasional dapat mencatatkan pertumbuhan KPR di atas 20%,” kata Andi.

Sementara itu, secara nasional, Bank BTN mencatatkan penyaluran KPR senilai Rp157,55 triliun. Posisi tersebut naik sekitar 22,07% yoy dari Rp129,07 triliun pada Juli 2017. Bank BTN juga menorehkan kinerja kredit dan pembiayaan sebesar Rp213,5 triliun per Juli 2018 atau naik 19,55% yoy dari Rp178,58 triliun.

Bank BTN pun tercatat telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp188,33 triliun atau naik sekitar 17,27% yoy dari Rp160,59 triliun.

Dengan kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total aset sekitar Rp264,51 triliun pada Juli 2018 atau naik sekitar 17,73% yoy dari Rp224,68 triliun di bulan yang sama tahun sebelumnya. Dengan besaran aset ini memperkokoh posisi Bank BTN sebagai bank terbesar kelima di Indonesia. (Abraham Sihombing)