Hari Santri 2018 akan Berlangsung di Jawa Barat

Oleh : Herry Barus | Kamis, 13 September 2018 - 15:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana menggelar acara peringatan Hari Santri 2018 di Jawa Barat pada 22 Oktober 2018.

"Berbeda dengan tahun sebelumnya yang digelar di Jakarta. Kali ini ada kemungkinan besar digelar di Jawa Barat. Antara Tasik, Garut atau Banjar," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dalam konferensi pers Hari Santri 2018, di Jakarta, Rabu (12/9/20180

Menurut Helmy, peringatan Hari Santri akan terbagi dalam beberapa rangkaian acara yakni kegiatan istighatsah akbar dan doa satu miliar shalawat nariyah yang dilaksanakan secara serentak di seluruh pondok pesantren di seluruh Indonesia. "Rangkaian kegiatan Hari Santri akan dilakukan sebelumnya hingga setelah tanggal 22 Oktober," katanya.

Selain itu juga akan diadakan apel Hari Santri pada 22 Oktober di berbagai sekolah baik sekolah yang berafiliasi dengan NU maupun yang tidak.

Ia mengatakan, apel santri juga akan dilaksanakan di Jawa Timur pada 10 November 2018 dengan tajuk Apel Santri Bela Negara.

Helmy menambahkan, pengurus cabang NU di seluruh Indonesia dan sejumlah ormas Islam lainnya juga menggelar acara Jalan Sehat Keluarga Sakinah.

Acara penghargaan Santri-preneur Award juga akan turut memeriahkan Hari Santri 2018.

Ia merinci beberapa perlombaan yang akan diadakan di antaranya lomba pidato dwibahasa, musabaqoh tilawatil Quran, lomba desain grafis, lomba kaligrafi. "Acara Santri-preneur pemberian penghargaan pengusaha-pengusaha start up Santri baik santri NU maupun santri non-NU. Kemudian lomba desain grafis untuk mendorong para santri bisa masuk ke dalam santri-preneur," katanya.

Helmy mengatakan, peringatan Hari Santri 2018 diharapkan mampu membangkitkan semangat pengabdian kaum santri untuk negeri, mengkonsolidasikan kesatuan gerakan kaum santri, menempa berbagai talenta dan kemampuan santri, mendorong lahirnya kepemimpinan dari kaum santri dan menduniakan kaum santri serta mensantrikan dunia.

Pasalnya, menurut dia, menjadi santri memiliki tanggung jawab yang besar karena seorang santri tidak hanya harus mampu mengaji, tapi juga dituntut untuk mampu menjawab tantangan jaman, menguasai berbagai bidang strategis, produktif dan progresif dalam berbagai hal dan mampu menampilkan model kepemimpinan nasional yang mengedepankan kepentingan bangsa.