Industri Mamin Tahun Ini Tumbuh 8,5 Persen dengan Omzet Rp1.400 Triliun

Oleh : Herry Barus | Rabu, 08 Februari 2017 - 14:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta —  Industri makanan dan minuman (mamin) hingga akhir tahun diprediksi tumbuh 8,5% dengan omzet Rp 1.400 triliun tahun ini dengan peningkatan investasi dari dalam maupun luar negeri.

"Sejumlah investor lokal maupun asing berkomitmen menambah investasi di industri makanan dan minuman, termasuk investor asal Jepang dan Korea Selatan. Dengan perbaikan ekonomi dan penguatan daya beli masyarakat, seharusnya pertumbuhan industri mamin bisa lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 8,4%," kata Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman di Jakarta, Rabu (8/2/2017).

Adhi mengharapkan, pemerintah bisa membantu dari sisi regulasi karena ada beberapa regulasi yang justu menambah beban biaya industri, misalnya undang-undang (UU) jaminan produk halal, rencana penerapan cukai terhadap plastik kemasan, harga energi yang tidak kunjung turun, revisi UU Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), dan RUU Corporate Social Responsibility (CSR).

"Dari dunia usaha harus melakukan inovasi, memperbaiki manajemen. Harus satu kesatuan antara industri dan pemerintah, saat ini belum kompak," papar dia, seperti dilansir Imq.

Regulasi yang memberatkan industri nasional, lanjut Adhi, akan berakibat pada daya saing ekspor. Hingga November tahun lalu industri mamin menyumbang defisit US$767 juta, atau melebar dibanding 2015 sebesar US$276 juta.

"Persaingan di pasar global sangat berat dari tahun ke tahun. Kebanyakan perusahaan mamin tetap melakukan ekspor, namun harus membanting harga dan akibatnya mengalami penurunan profit," ujar Adhi.

Adhi menambahkan, meski secara nilai industri mamin terus tumbuh, namun masih harus ada perbaikan pada kualitas ekspor.

"Tahun lalu banyak perusahaan lakukan ekspor tapi banting harga. Jadi, dari pada tidak tumbuh mending profitnya turun," tuturnya.