Nasib Revolusi Industri Hulu Petrokimia Nasional Kini Semakin Tak Jelas

Oleh : Ridwan | Senin, 06 Agustus 2018 - 11:03 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak agar pemerintah mempercepat program revitalisasi kilang minyak. Pasalnya, sejak reformasi atau dalam 20 tahun terakhir tidak ada kilang baru yang beroperasi.

"Kenapa pemerintah bikin satu kilang saja susahnya minta ampun? Sementara bikin jalan tol berhasil banyak. Ini menandakan ketidakseriusan pemerintah dalam proyek kilang ini," kata Wakil Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Industri Hulu dan Petrokimia Achmad Widjaja kepada Industry.co.id di Jakarta, Senin (6/8/2018).

Menurut Achmad, pembangunan kilang tidak semata-mata terkait persoalan mengolah minyak mentah menjadi bahan bakar minyak (BBM).

"Yang tak kalah penting adalah pengembangan industri petrokimia di dalam negeri. Karena minyak, gas, dan batubara merupakan bahan baku bagi industri petrokimia," ungkap pria yang sering disapa AW.

AW menambahkan, ketergantungan Indonesia terhadap impor produk petrokimia terbilang tinggi. Padahal, petrokimia merupakan pemasok bahan baku bagi sebagian besar industri di Tanah Air.

"Kalau kilang tidak berkembang, selamanya indonesia akan bergantung pada impor," kata Achmad.

Lebih lanjut, AW menegaskan, saat ini industri nasional sangat kecewa atas terlambat nya revitisasi proyek-proyek kilang minyak, sehingga perencanaan industri intermediate sampai ke hilir terganggu. Apalagi Kementerian Perindustrian sudah terus mendorong industri 4.0 dimana impor bahan baku hingga saat masih tinggi, sehingga pencapaian daya saing tidak akan bisa tercapai.

"Hal ini akan menghambat semua proses industri nasional ke depan. BUMN melalui pertamina wajib fokus revitalisasi kilang-kilang. Mari stop import BBM," tegasnya.