Kementan Tingkatkan VolumeEkspor Tanaman Hias

Oleh : Wiyanto | Jumat, 03 Agustus 2018 - 16:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura berupaya menggenjot peningkatan volume ekspor tanaman hias ke berbagai negara karena dinilai memiliki daya saing di pasar dunia.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, di tahun 2018 ini kami fokus meningkatkan volume ekspor. Salah satunya ekspor tanaman hias yang memiliki daya saing tinggi di pasar dunia," kata Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (2/8/2018)

Saat mengunjungi PT Florion, perusahaan budi daya sekaligus eksportir tanaman hias di Bogor, Suwandi mengungkapkan Indonesia kaya akan komoditas tanaman hias. Ada 173 jenis tanaman hias dengan ribuan jenis varietasnya, misalnya, untuk bunga Tilansia saja memiliki 17 varietas.

Berbagai komoditas tanaman hias diproduksi di Bogor dan diekspor ke berbagai negara Eropa. Komoditas tersebut terbukti dapat meningkatkan nilai tambah devisa negara.

Suwandi menyebutkan salah satu upaya Kementan meningkatkan volume ekspor tanaman hias yakni dengan mendorong investasi dan mempermudah proses pelayanan izin pengeluaran ekspor.

"Izin ekspor tanaman hias diproses oleh Kementan. Kami menjamin prosesnya cepat secara online. Apabila memenuhi syarat, Kementan segera mungkin keluarkan surat izin pengeluaran ekspor. Kami permudah segala proses selama syarat-syaratnya sudah dpenuhi," kata dia.

Pada kunjungan ini, Senior Manager PT Florion, Iwan Darmawan mengatakan dalam setahun perusahaannya mengekspor tanaman hias dalam bentuk bibit sebanyak 168 juta stek dengan nilai Rp36 miliar.

Jenis bibit tanaman hias tersebut di antaranya bunga Sain Polia, aglonema, Tilansia dan Caloncoe yang diekspor ke Eropa seperi Belanda, Italia, Denmark dan Jerman.

"Keuntungannya lumayan karena biaya budi daya bisa ditekan efisien sekitar Rp35 per stek. Yang mahal biaya angkut pesawat bisa Rp6.000 per stek. Harga jualnya bagus sehingga kami masih dapat marjin yang bagus," kata Iwan.

Iwan menambahkan perluasan pasar baru untuk tanaman hias, yakni Jepang dan negara-negara Timur Tengah.

Ada pun proses ekspor bibit tanaman hias yakni dikerjakan berdasarkan standar pesanan dari negara tujuan. Ekspor dilakukan seminggu tiga kali, di mana surat izin pengeluaran ekspor dikeluarkan Kementan.

"Sejauh ini tanaman hias kami budi daya sendiri, modelnya betul-betul harus terjamin 100 persen bebas dari hama penyakit, jadi ketat sekali sesuai dengan rambu-rambu dari negara yang memesan," papar Iwan.