Pengerjaan Konstruksi Bendungan Leuwikeris Jawa Barat Baru 31 Persen

Oleh : Hariyanto | Minggu, 29 Juli 2018 - 06:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengakui kemajuan konstruksi proyek Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat hingga 27 Juli 2018 baru mencapai 31 persen.

"Baru 31 persen untuk konstruksi dan pembebasan lahannya 60 persen. Proyek ditargetkan tuntas pada 2021," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (28/7/2018)

Menurut Basuki, proyek dengan kontrak kerja pembangunan terbagi menjadi tiga paket dengan nilai total Rp1,9 triliun ini untuk mendukung produktivitas pertanian di Provinsi Jawa Barat, sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Bendungan yang terletak di dua kabupaten yakni Tasikmalaya dan Ciamis ini merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla.

"Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Menteri Basuki.

Bendungan Leuwikeris akan mengairi jaringan irigasi seluas 6.600 hektare daerah irigasi (DI) Lakbok Utara dan DI Lakbok Selatan seluas 4.616 hektar.

Manfaat lainnya adalah menyuplai air baku sebesar 850 m3/detik, pengendalian banjir, dan potensi listrik sebesar 2x10 MW.

Menteri Basuki menyatakan kapasitas tampung Bendungan Leuwikeris cukup besar yakni 81,44 juta m3, atau enam kali lebih besar dari Bendungan Raknamo di Provinsi NTT sebesar 14 juta m3.

Kontrak kerja pembangunannya terbagi menjadi tiga paket. Paket pertama dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan-PT Bahagia Bangun Nusa KSO untuk konstruksi tubuh bendungan (main dam) dan fasilitas umum senilai Rp867 miliar.

Paket kedua oleh PT Waskita Karya-PT Adhi Karya KSO untuk pembangunan pelimpah (spillway) senilai Rp642,33 miliar.

Paket ketiga dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) untuk pekerjaan terowongan pengelak (tunnel divertion) dan pembangunan jalan akses senilai Rp385,46 miliar dan konsultan pengawas oleh PT Virama Karya dan PT Catur Bina Guna Persada KSO sebesar Rp47,34 miliar.