Gelar Rakernas XIX, HKI Dorong Peningkatan Investasi Sektor Manufaktur Jepang di Indonesia

Oleh : Ridwan | Kamis, 26 Juli 2018 - 11:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Bali, Himpunan Kawasan Industri (HKI) bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian menggelar acara Business Forum sekaligus Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XIX HKI di Bali, Kamis (26/7/2018).

Dengan mengusung tema Revitalisasi Indonesia Sebagai Negara Tujuan Investasi, kegiatan forum ini juga dilaksanakan bertepatan dengan 30 Tahun Berdirinya HKI dan bersamaan dengan memperingati 60
Tahun lersahabatan IndonesiaJepang, sekaligus juga sebagai ajang sosialisasi Online Single Submission (OSS).

Dalam sambutannya, Ketua Umum HKI mengungkapkan, pengambilan tema dalam acara kali ini mempunyai latar belakang yang cukup kuat, dimana ketika HKI pada bulan Oktober tahun lalu berkunnung ke Tokyo, Jepang.

Dari hasil lawatan HKI ke Tokyo diperoleh gambaran seperti yang disampaikan oleh JETRO bahwa pada awalnya Pemerintah Jepang menempatkan Indonesia di urutan pertama sebagai Negara tujuan investasi, yang kemudian tergeser dengan Thailand dan terkahir tergeser juga dengan Vietnam, sehingga saat ini posisi Indonesia berada di ranking ke III.

"Jika dilihat secara fisik kondisi KawasanKawasan Industri di Indonesia masih lebih baik dari Thailand dan Vietnam, akan tetapi kepastian hukum dan situasi keamanan yang membuat Indonesia menjadi turun dari kacamata JETRO," ungkap Sanny Iskandar.

Seperti diketahui, keberhasilan Indonesia di era 1980 dan 1990an yang dikenal sebagai Macan Asia menjadi pusat perhatian dunia khususnya Jepang yang terus gencar menanamkan investasi sektor manufaktur di Indonesia dan sempat menempati peringkat pertama sebagai negara tertinggi yang berinvestasi di RI.

Namun, beberapa tahun belakangan investasi Jepang di Indonesia terus menyusut. Hal ini dikarenakan strategi kebijakan yang dibuat pemerintah Indonesia banyak diadopsi oleh beberapa negara kompetitor seperti penerapan status Kawasan Perdagangan Bebas di Batam yang diikuti oleh Shen Zhen China, Thailand dan Johor.

Kemajuan negara pesaing bukanlah
mereka unggul dalam segalanya dari yang dimiliki oleh Indonesia, akan tetapi
kemunduran yang disebabkan oleh faktor di dalam negeri.

Menurut Sanny, investasi sektor manufaktur Jepang di Indonesia sangat kuat sekali hubungannya dengan bisnis pengembangan kawasan industri. "Oleh karena itu, kami (HKI-red) akan terus mendorong peningkatan investasi Jepang di Indonesia," terangnya.

Ditambahkan Sanny, pihaknya akan terus berusaha membantu pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri nasional dalam berbagai hal, khususnya yang terkait dengan reformasi birokrasi perizinan yang terintegrasi secara elektronik atau online single submission (OSS) yang saat ini terus digencarkan oleh pemerintah.

"Semua ini dalam rangka merespon amanat Undang-Undang nomor 3 Kemenperin tahun 2014 tetmasuk turunannya PP nomor 142 dimana industri manufaktur baru diwajibkan berlokasi di dalam kawasan industri termasuk menjadi salah satu pusat untuk pengurusan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)," papar Sanny.

Lebih lanjut, Sanny menjelaskan, saat ini perkembangan kawasan industri di Indonesia berjumlah 87 kawasan industri dengan total luasan area mencapai 86.894 hektar (Ha) yang tersebar di 18 Provinsi.

Berdasarkan data yang dikumpulkan HKI, kawasan industri yanh sudah beroperasi di pulau Jawa ada 44 kawasan industri atau sekitar 73%, sedangkan di luar Jawa ada 19 kawasan industri atau sekitar 27 persen.

"Namun secara total luasa areanya perbandingannya sudah mulai mendekati antara pulau Jawa dan luar Jawa," imbuh Sanny.

Disisi lain, tambah Sanny, untuk kawasan industri yang masih dalam tahal perencanaan dan persiapan di pulau Jawa ada 9 kawasan industri, sedangkan di luar Jawa ada 15 kawasan industri.

"Jika dilihat daei data tersebut, realisasi pembangunan kasawan industri di luar Jawa sangat arau kurang cepat. Namun, di beberapa tahun terakhir melalui dukungan pemerintah khususnya dalam pengadaan infrastruktur industri terlihat bahwa beberapa pengembang baru baik di pulau Jawa mauoun luar Jawa sudah memai untuk pengembangan kawasan industri di luar Jawa," pungkasnya.