Dobi, Robot Cerdas dari China akan Hadir di Jakarta Internasional Expo Kemayoran

Oleh : Kormen Barus | Selasa, 24 Juli 2018 - 07:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-ChaoYu Expo dan Peraga Expo kembali akan menyelenggarakan pameran B2B (Business to Business) industri mainan dan perlengkapan anak terkemuka di Indonesia, Indonesia Internasional Toys & Kids expo (IITE) 2018 pada 26-28 Juli 2018 bertempat di Jakarta Internasional Expo Kemayoran.

Pameran ini merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri mainan dan perlengkapan anak baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya. Pameran yang fokus pada B2B memberikan kesempatan kepada para pemain industri untuk dapat saling  bertukar informasi dan menemukan peluang untuk dapat berkolaborasi dalam mengembangkan usaha jangka panjang.

General Manager ChaoYu Expo, Jason Chen, mengatakan, Indonesia adalah pasar mainan anak yang menggiurkan. Hal ini didukung dengan pertumbuhan jumlah penduduk, ekonomi dan kebutuhan mainan dalam negeri.

 “Pameran ini diharapkan akan menjadi ajang temu bisnis antara pengusaha, eksportir dan seluruh stakeholder terkait dalam rangka pengembangan industri mainan dan produk anak nasional,”ujarnya.

Menurut Jason, IITE 2018 berkembang dengan sangat baik terlihat dari luas pameran yang mencakup 4000 m2, dua kali lebih luas dari penyelenggaraan pameran tahun lalu. Pihaknya berharap untuk bisa mengambil kesempatan mempromosikan kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok dalam mainan robot cerdas dari China yang diberi nama Dobi.

Robot Dobi merupakan  robot cerdas yang berhasil mempertahankan rekor dunia sebagai robot yang bisa menari secara bersamaan. Ini merupakan penampilan pertama Robot Dobi di luar negara Tiongkok, menunjukan tingginya teknologi manufaktur mainan di Tiongkok.

Indonesia Internasional Toys & Kids expo (IITE) 2018 akan menghadirkan lebih dari 2000 macam produk di industri mainan dan perlengkapan anak seperti mainan bayi dan anak, produk-produk perlengkapan bayi, pakaian jadi buat anak, furniture bayi, mainan elektronik, penunjang belajar, mainan plastik dan fasilitas bermain.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Maret 2018 mencapai USD 14,49 miliar atau naik 2,13 % dibandingkan Februari. Demikian pula jika  dibandingkan Maret 2017 meningkat 9,07%. Bila melihat impor non migas menurut negara asal barang utama, China (Tiongkok) masih menjadi negara impor terbesar dengan peran 27, 3% atau mencapai USD 10,162 juta, Jepang 11,64% dan Thailand 6,89%. Sementara dari Uni Eropa 9,41 dan Asean 20,84%.

Data BPS juga menunjukan impor mainan, games dan alat olahraga per 17 Oktober 2017 senilai  US$ 240,2 juta (Rp 3, 24 triliun  atau tumbuh 49,91% dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya mencapai US$ 160, 2 juta (Rp 2,16 triliun). Mainan impor  yang paling banyak di impor ke pasar nasional adalah ice skare dan roller skate dengan volume 5,770 ton.

Kemudian, kartu mainan sebanyak 3, 190 ton, kelereng atau gundu sebanyak 2,790 ton dan rakitan  model yang diperkecil  seperti model pesawat terbang dan semacamnya sebanyak 1,870 ton. Sementara itu, dilihat dari negara asal, China menjadi negara  yang paling banyak mengirimkan mainan ke Indonesia, disusul Singapura, Denmark, Malaysia dan Jepang.

Pada tahun ini sebanyak 116 perusahaan dari China, Hongkong, Malaysia, Thailand dan Indonesia mengikuti pameran  IITE 2018, dengan menggunakan  area pameran dua kali lipat lebih luas dari tahun kemarin. 15% dari peserta pameran berasal dari Indonesia. Peningkatan pameran merupakan  respons industry mainan terhadap respons baik penyelenggaraan pameran tahun lalu.

Lukas Sutjiadi, Ketua Umum Asosiasi Mainan Indonesia, mengatakan, saat ini pasar mainan masih stabil tidak terlalu lesu seperti pada kuartal pertama. Meski  pasar mainan import berkisar 65-70%, dimana sekitar 60% berasal dari China, tidak terlalu mempengaruhi industri  mainan anak dalam negeri. (Kormen)