Rektor Moestopo Raih Gelar Doktor Keempat

Oleh : Anisa Triyuli | Senin, 09 Juli 2018 - 12:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Rektor Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) Rudy Harjanto meraih gelar doktor keempatnya dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada.

"Disertasi saya berjudul "Makna Kematian dalam Perspektif Taoisme dan Relevansinya bagi Nilai-Nilai Perilaku Manusia" bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan kembali landasan filsafat pemikiran tentang makna kematian, yang kemudian dianalisis kemungkinan relevansinya dalam upaya menemukan alternatif solusi konseptual bagi nilai nilai perilaku manusia," ujar Rudy di Jakarta, Senin (9/7/2018).

Ia menjelaskan kematian adalah bagian dari aktivitas alam semesta sehingga terbentuk keharmonisan dan keseimbangan yang sejalan dengan filsafat Tao. Keharmonisan dan keseimbangan ini berbeda berdasarkan keyakinan masing-masing.

Ada beberapa orang atau kelompok yang melakukan hal-hal yang diyakininya benar, meskipun dalam pandangan keyakinan yang lain justru penuh dengan kebencian dan kekerasan.

"Mereka ini yang melakukan pembunuhan terhadap dirinya sendiri, lalu pada saat yang sama melakukan pembunuhan kepada orang lain yang justru tidak dikenal maupun bermusuhan dengan dirinya itu. Oleh sebab itu, diteliti apa makna kematian manusia dalam perspektif Taoisme dan relevansinya bagi nilai nilai perilaku manusia," jelasnya.

Penelitian itu dilakukan di Jakarta, pada pertengahan 2017 hingga awal 2018. Rudy menambahkan ini merupakan gelar doktor keempatnya setelah sebelumnya meraih gelar doktor di bidang ekonomi, komunikasi dan seni.

Menurut Rudy Harjanto, makna kematian dalam perspektif Taoisme adalah proses untuk menuju kehidupan dalam dimensi lain.

"Hidup dan mati adalah satu kesatuan, tidak dapat dipisahkan. Manusia menjalani siklus dari alam kembali ke alam. Hubungan dasar kematian adalah proses penyatuan kembali tubuh fisik manusia ke alam. Alam memfasilitasi seseorang untuk dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain tertentu sesuai dengan hasil perbuatannya terdahulu," terangnya.

Perbuatan yang didasari oleh energi positif akan memberikan dampak kebaikan, dan menimbulkan nilai-nilai perilaku yang penuh kebaikan. Sebaliknya, perbuatan di masa kehidupan yang didasari oleh energi negatif, maka setelah kematian tubuh yang menyatu dengan alam akan mengalirkan energi negatif dan memberikan dampak yang negatif yang menimbulkan nilai-nilai perilaku negatif pada manusia.