Buka Kongres AGII ke-10, Menperin Minta Pelaku Usaha Efektif dan Efisien Manfaatkan Bahan Baku untuk Kemaslahan Manusia

Oleh : Ridwan | Jumat, 06 Juli 2018 - 09:22 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya, Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII) kembali melaksanakan kongres ke-10 dan Seminar Teknik yang secara reami dibuka oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Hotel Novotel Samator, Surabaya, Jawa Timur (5/7/2018).

Dalam sambutannya Airlangga mengatakan, saat ini eranya adalah digital. Untuk itu, kuncinya adalah sumber daya manusia (SDM) dan Inovasi. Pemerintah tengah menyiapkan insentif berupa super deductable tax bagi industri yang melakukan litbang dan desain (RD&D).

"Industri gas bahan bakunya sangat melimpah, karena langsung diberi oleh Tuhan YME. Untuk itu, kita harus bisa memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kemaslahan manusia," ujar Airlangga.

Disisi lain, Steering Committee AGII yang juga Founder and Chairman Samator Group Arief Harsono mengatakan, AGII tengah berupaya memperluas pasar hingga ke daerah mengingat tingkat penyerapan produk gas industri nasional belum maksimal.

"Kapasitas pabrik gas industri sejak 8 tahun terakhir ini mengalami pertumbuhan yang signifikan sampai 300%. Namun sayangnya peningkatan itu tidak diimbangi dengan pertumbuhan konsumsi oleh industri lainnya," ujar Arief.

Ditambahkan Arief, untuk meningkatkan konsumsi gas industri, pengusaha gas industri kerap mengalami banyak kendala. Salah satunya sulitnya perizinan membangun pabrik dan filling station sehingga membuat biaya ekonomi tinggi, hingga perpanjangan sertifikat Hak Guna Bangunan di atas HPL Kawasan Industri BUMN.

"Memang soal perizinan ini berbeda di tiap kota, ada yang sulit ada yang mudah. Ada contohnya anggota kami yang bangun pabrik di suatu daerah cuma sidang 2 jam selesai bahkan tidak ada biaya apapun. Kami berharap pemda-pemda lain melakukan hal itu," ujar Arief.

Menurutnya kendala tersebut bakal menjadi pertimbangan investor dalam menanamlan modalnya di Indonesia.

Sementara itu, Rachmat Harsono, Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri Tbk, menambahkan dalam kongres tersebut para anggota AGII akan menyusun rencana dalam memenuhi kebutuhan gas industri hingga ke pelosok misalnya gas oksigen untuk rumah sakit, hingga gas untuk sektor perikanan agar hasil laut memiliki nilai tambah.

"Selama ini pemenuhan gas industri kebanyakan di Jawa, tapi ini ada anggota kami yang sudah mulai masuk ke Papua, buka cabang di sana. Yang belum ada pabrik gas industri akan kita suplai dari sini," jelasnya.

Adapun, pada awalnya Kapasitas gas industri nasional sebesar 8,5 juta Nm3/tahun, lalu pada tahun 1994 berkembang menjadi 118 perusahaan dengan kapasitas produksi 296,3 juta Nm3/tahun. Hingga kini pada tahun 2018 terdapat 30 perusahaan dengab kapasitas 2,4 miliar Nm3/tahun atau meningkat dari 2010 yang hanya 900 juta Nm3/tahun. Dari total kapasitas produksi saat ini, penyerapan konsumsi gas industri masih sekitar 80%.

Gas industri dipergunakan dalam proses produksi manufaktur, seperti gas asitilen untuk mengelas dan gas argon untuk pembuatan titanium, gas oksigen untuk rumah sakit.