Okupansi Ruang Perkantoran di Jakarta Diprediksi Menurun Hingga Akhir Tahun

Oleh : Ahmad Fadli | Rabu, 04 Juli 2018 - 22:59 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Hingga akhir tahun 2018 ketidakpastian masih menyelimuti sektor properti. Salah satunya di subsektor ruang perkantoran di ibukota. Konsultan properti Collier International Indonesia menilai okupansi perkantoran mengalami penurunan sekitar 3 hingga 4 persen.

“Okupansi diprediksi menurun karena tingkat kekosongan ruang perkantoran di Jakarta masih cukup besar,” kata Senior Associate Director Colliers Indonesia,Ferry Salanto, Rabu (4/7/2018).

Total kekosongan di Jakarta sampai kuartal II-2018 mencapai 2 juta meter persergi. Ini akan membuat tingkat okupansi kantor di central business district (CBD) Jakarta akan turun menjadi 79% di akhir tahun, atau terendah dalam beberapa tahun terakhir. Sementara di luar CBD masih 81%, ada penurunan 2% hingga 2,5% dari tahun sebelumnya.

Permasalahan perkantoran di Jakarta menurut Ferry masih sama yaitu kelebihan pasokan. Walaupun saat ini rencana pembangunan proyek baru tidak ada banyak, namun total penambahan pasokan dari tahun 2018 sampai 2021 dari proyek-proyek yang sedang dibangun akan mencapai 11,5 juta m², dimana 7 juta m² berada di area CBD.

Sementara Colliers melihat pembangunan baru diperkirakan akan mulai bertambah lagi pada 2021-2023 karena investor asing melihat pasar perkantoran di tahun tersebut akan kembali menjajikan.

Ferry menambahkan, permintaan ruang kantor yang terjadi juga didorong oleh relokasi tenan yang melakukan perpindahan dari satu kantor ke kantor lain. Sehingga menurutnya akan banyak menopang okupansi perkantoran.

Pasar perkantoran saat ini masih didominasi oleh tenan market sehingga pemilik properti akan memberikan penawaran sewa yang lebih rendah dan kontrak yang lebih fleksibel untuk memberikan opsi keuntungan yang lebih menarik bari para penyewa. "Kami melihat bisnis coworking space masih akan berkembang dan jadi pendorong utama bisnis pekantoran," kata Ferry

Dengan adanya peningkatan permintaan sewa, secara umum Colliers melihat bahwa pasar perkantoran mengalami perbaikan. Hanya saja, permintaan itu memang tidak sejalan dengan peningkatan harga sewa. Ferry bilang, fokus pengembang saat ini adalah bagaimana agar okupansi tetap terjaga sehingga tidak bisa sembarangan mengerek sewa.

Colliers memperkirakan harga penawaran sewa perkantoran di Jakarta akan naik 1%. "Tapi ini perkiraan harga penawaran saja. Kalau harga transaksi perkiraan kami bisa turun 20% hingga 30% dari tahun lalu. Tapi sulit untuk menelusuri harga traksaksi karena itu deal rahasia antara pemilik geedung dan penyewa," kata Ferry.