Fashion Streetwear: Terbengkalai Dalam Negeri, Sukses Di Luar Negeri

Oleh : Dina Astria | Sabtu, 23 Juni 2018 - 12:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Tren fashion streetwear baru-baru ini terlihat marak di Indonesia. Padahal keberadaan tren fashion ini sudah ada sejak tahun 90’an, yang berawal dari gaya hidup hip hop dan skate yang muncul menjadi incaran kaum muda saat itu.

Di Indonesia sendiri, tren fashion streetwear sempat berjaya saat era Distro. Saat itu, banyak label-label produksi lokal yang menjual kaos, jaket, hoodies, yang belum berani menjual labelnya sendiri. Mereka menitipkannya di distro-distro.

Dalam jumpa pers yang diadakan Bekraf pada hari Jumat (22/6) di Hard Rock Café, Jakarta, kurator lokal Agenda Show California Khairiyyah Sari mengungkapkan, fashion streetwear masih dipandang sebelah mata di Indonesia.

“Ditambah lagi, fashion streetwear ini tidak ada yang mempromosikan” tambah Khairiyyah.

Di satu sisi, hadir pula Hendrick Setio selaku Owner & Marketing Distribution dari brand lokal streetwear Paradise Youth Club. Brand milik Hendrick ini sukses di kancah internasional.

“So far, kita sudah punya 35 distributor worldwide, plus kita sudah ada di sembilan negara. Inggris dan Korea Selatan menjadi negara yang paling besar. Selain itu, kita sudah dua kali kolaborasi dengan brand asal AS. Dan untuk buyer sendiri, sebesar 70 persen dari luar negeri,” papar Hendrick saat ditemui Industry.co.id di tempat yang sama.

Hal ini terbukti bahwa brand lokal fashion streetwear lebih banyak diterima di luar negeri, dibanding di dalam negeri.

Hendrick pun berharap, dengan keterlibatan brand lokal streetwear bersama Bekraf di Agenda Show California mendatang, adanya birokrasi.

“Karena banyak sesuatu yang menyulitkan perusahaan start-up seperti kita, mulai dari pengiriman, shipping, proses perizinan, legalitas dan lain-lain, yang menurut kita tidak mudah. Kita juga tidak memulai start-up ini dengan modal yang cukup besar,” pungkas Hendrick Setio.