Investor Eropa Diundang Berinvestasi Sektor Perhubungan di Indonesia

Oleh : Herry Barus | Kamis, 10 Mei 2018 - 12:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengundang lebih banyak perusahaan Eropa untuk berinvestasi di bidang perhubungan dan konektivitas Indonesia.

"Memang yang lebih banyak Eropa ini menghadirkan sarana. Banyak kapal Eropa menjadi 'anchor' dari konektivitas Indonesia ke Eropa maupun ke Amerika. Begitu pula penerbangan, banyak pesawat terbang yang menghubungkan Indonesia dan Eropa secara langsung," ujar Budi saat ditemui dalam acara "Europe Day" di Jakarta, Rabu (9/5/2018)

Dalam pidatonya, Menhub menjelaskan bahwa Eropa telah menjadi mitra yang baik bagi Indonesia dalam jangka panjang.

Ia meyakini kehandalan dan ketajaman teknologi yang dimiliki Eropa bisa memberi nilai tambah bagi kemajuan perkembangan proyek-proyek perhubungan Tanah Air.

"Eropa telah membantu Indonesia membangun jembatan udara dan jembatan air yang sangat efektif untuk membangun konektivitas pariwisata dan logistik," tutur Budi.

Sebanyak 50 dari total 200 perusahaan Eropa yang aktif di Indonesia, bergerak di bidang transportasi dan perhubungan diantaranya perusahaan asal Prancis Thales yang ikut membangun sistem sinyal LRT di Indonesia dan membentuk sistem navigasi di Indonesia Timur yang berpusat di Makassar.

Selain itu, beberapa perusahaan asal Swedia seperti Scania dan Saab AB juga telah menyediakan moda transportasi darat serta pengadaan alat untuk mengatur lalu lintas pelabuhan di Indonesia.

Menurut Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Hubungan Internasional Dewa Made Suryawan, Indonesia mengharapkan investasi yang sifatnya bukan saja pembangunan infrastruktur tetapi juga pengoperasian sarana dan prasarana, termasuk teknologi yang digunakan dalam moda transportasi.

Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, misalnya, memang konstruksinya akan turut dibiayai Jepang sebesar Rp14,17 triliun melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), tetapi saat beroperasi diharapkan ada partisipasi dari Eropa.

Dalam hal ini, Kemenhub membidik kerja sama dengan perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d' Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM), agar bisa beroperasi lewat Pelabuhan Patimban.

Selama ini perusahaan pelayaran terbesar ketiga dunia itu sudah membawa kapal besar di atas 5.000 TIUs ke Tanjung Priok langsung dari West Coast, Eropa. Dari sana mereka membawa masuk barang impor kemudian keluar membawa produk hasil laut Indonesia untuk diekspor ke Amerika.

"Jadi kita tidak hanya bicara 'hard infrastructure' tetapi juga 'soft infrastructure'. Kami di perhubungan selalu bicara bagaimana bisa mengisi program poros maritim dan tol laut, dengan mengundang investor swasta agar bisa bekerjasama dengan BUMN kita," tutur Dewa.

Mantan Dubes RI untuk Swedia itu juga menekankan bahwa Indonesia menginginkan investasi yang bersifat komprehensif, artinya investasi bukan hanya dari arus modal yang masuk tetapi juga harus mendukung proses transfer teknologi.

Inisiatif Indonesia tersebut disambut baik oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa telah terlibat dalam berbagai sektor ekonomi di Indonesia termasuk jasa keuangan, produksi barang konsumsi, serta transportasi.

Saat ini berbagai perusahaan Eropa yang beroperasi di Indonesia telah memperkerjakan lebih dari satu juta tenaga kerja dalam negeri.

"Kami tidak hanya aktif dalam kerja sama perdagangan dan investasi, tetapi juga transfer teknologi misalnya kerja sama aeronautika dengan PT Dirgantara Indonesia dan manajemen pelabuhan di Sumatera. Kami selalu siap bergabung untuk kerja sama yang sifatnya saling menguntungkan," tutur Dubes Vincent. (Ant)