Dihadapan Pengusaha Ceko, Menperin Beberkan Kinerja Industri dan Ekonomi Indonesia

Oleh : Ridwan | Kamis, 03 Mei 2018 - 17:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Ceko, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyampaikan perkembangan positif kinerja industri dan ekonomi di Indonesia. 

Hal tersebut disampaikan oleh Menperin dalam kunjungan kerjanya di hadapan pengusaha Ceko, pada Rabu (2/5/2018) waktu setempat. 

"Selain itu, mempromosikan produk-produk industri nasional yang telah unggul di kancah global," ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Menperin juga menyampaikan bahwa Indonesia telah mengalami peningkatan Ease of Doing Business (EODB) terbesar selama dua tahun terakhir, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. 

"EODB Indonesia tahun 2017 berada di posisi ke-72, naik 34 peringkat dari peringkat tahun 2015 di urutan ke-106," kata Airlangga. 

Ia melanjutkan, negara Asean lainnya, seperti Thailand dan Vietnam hanya mengalami kenaikan 20 dan 23 peringkat. Sedangkan Filipina turun 14 peringkat dan Malaysia turun dua peringkat. 

Airlangga juga menuturkan, Indonesia tengah membangun siklus ekonomi yang membawa ke dalam bagian kekuatan ekonomi global.

“Indonesia akan keluar dari middle income trap dan menjadi negara maju pada tahun 2030, dengan posisi ketujuh di dunia. Bahkan, tahun 2050, Indonesia akan mampu naik peringkat menjadi keempat di dunia. Ini momentum 100 tahun pascakemerdekaan,” paparnya.

Airlangga mengungkapkan, Indonesia saat ini menjadi salah satu negara tujuan utama untuk investasi. Pasalnya, dalam 15 tahun ke depan atau mulai sekitar tahun 2030, Indonesia akan memasuki masa bonus demografi, di mana penduduknya akan didominasi oleh usia produktif. 

"Berkaca dari Jepang, China, Singapura dan Thailand, setelah memasuki masa bonus demografi, pertumbuhan ekonominya sangat tinggi," ucapnya.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi sektor industri manufaktur sepanjang kuartal I/2018 mencapai Rp62,7 triliun. 

Realisasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri senilai Rp21,4 triliun dan penanaman modal asing sebesar USD3,1 miliar. Sektor industri logam, mesin, dan elektronik menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp22,7 triliun.