BTN Bagi Dividen 20 Persen dari Laba

Oleh : Herry Barus | Jumat, 23 Maret 2018 - 21:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengatakan dividen yang dibagikan BTN yang lebih rendah dibandingkan bank-bank BUMN lain, yaitu sebesar 20 persen dari laba bersih 2017, karena perseroan butuh modal untuk ekspansi bisnis sesuai target pemerintah.

Selain rendahnya dividen, bank yang fokus pada penyaluran pembiayaan untuk perumahan itu juga tidak membagikan dividen spesial kepada para pemegang saham.

"Kita memang tidak ada dividen spesial. Kita ini kan mendapatkan tugas untuk menyukseskan Program Sejuta Rumah yang ada potensi 'backlog' masih besar yaitu 11,4 juta," katanyasaat jumpa pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat (23/3/2018)

Kementerian BUMN juga meminta BTN untuk melakukan percepatan atasi backlog, lanjutnya, sehingga kesimpulannya dividen 20 persen dan 80 persen untuk ekspansi bisnis.

Penggunaan 80 persen laba bersih untuk ekspansi kredit dan usaha tahun 2018 tidak lepas dari target 2018 yang dipasang oleh BTN.

Dengan pencapaian tahun 2017 yang berada di atas rata-rata perbankan nasional, Bank BTN tetap menjaga laju pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri, yaitu sebesar 21-24 persen. Tahun 2017 lalu, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 21,01 persen.

"Kita perlu modal untuk ekspansi bisnis. Jika tahun lalu kita tumbuh 21 persen, maka tahun ini kita menargetkan pertumbuhan kredit tumbuh 21-24 persen, malah lebih besar lagi. Sehingga kita butuh capital atau equity," ujar Maryono.

Sementara itu, Direktur Finance & Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, dibandingkan dengan bank-bank BUMN lain yang sudah memiliki modal lebih besar serta target pertumbuhan kredit yang tidak terlalu tinggi, BTN diklaim lebih membutuhkan modal untuk ekspanis bisnis usahanya terutama dalam menyukseskan Program Sejuta Rumah.

"BTN perlu tumbuh 20-24 persen, karena itu kita harus jaga kecukupan modal karena target kredit yang besar tahun ini dan tahun depan," ujar Iman seperti dilansir Antara.

Peningkatan target kredit BTN sendiri didasari oleh suksesnya Program Sejuta Rumah yang makin diperkuat tahun ini, baik lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga, maupun Bantuan Uang Muka serta skema baru yang dibuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2PT).

Selain mematok pertumbuhan kredit yang tinggi, target DPK juga didorong tumbuh 19-22 persen. Sementara laba bersih diharapkan bisa tumbuh di atas 25 persen agar bisa mendorong peningkatan ekuitas sebesar 13-15 persen dibandingkan tahun 2017.