Ini Program Air Bersih yang Digagas Lembaga Zakat DDII

Oleh : Wiyanto | Jumat, 23 Maret 2018 - 08:13 WIB

INDUSTRY co.idJakata-Lembaga Zakat Dewan Dakwah Indonesia menyalurkan dana untuk membangun sanitasi air bersih guna kepentigan masyarakat.   Dalam kurun 2010-2018, melalui Program Sumur buat Sedulur Dewan Dakwah telah membangun puluhan sumur, pipanisasi air bersih, puluhan fasilitas MCK, dan pendistribusian belasan juta liter air bersih di musim kering maupun banjir.

Lokasinya tersebar sejak di Kepulauan Maluku hingga Aceh, juga Jalur Gaza dan kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. 
&lsquo ’Tidak jarang dalam mulai mengajak masyarakat untuk bergotong royong membuat sumur, kami menemui kendala skeptisme warga setempat. Tapi alhamdulillah akhirnya happy ending,’’ kata Ade di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

&lsquo ’Ise kin si ngatakenca banci penangkih lau e (Omong kosong, mau menaikkan air dari sungai itu?!)’’ 
Demikian sinisme sejumlah tokoh warga, saat Laznas (Lembaga Amil Zakat Nasional) Dewan Dakwah menawarkan gotong royong menaikkan air dari Sungai Lae Renun ke Desa Rambah Serit, Kec Tigalingga, Kab Dairi, Sumatera Utara, tahun 2016. 
 

Warga sudah pernah coba ‘’menarik’’ air dari sungai itu yang berjarak hampir satu kilometer dengan kemiringan lokasi 40 derajat. Gagal. Pun dengan janji-janji partai dan politisi, akhirnya tinggal angin surga. Masyarakat trauma. 
Maka awalnya mereka diam saja menyaksikan Tim Program Sumur buat Sedulur mulai bekerja sendiri. 
Warga baru mulai tergerak membantu demi melihat keikhlasan dan kerepotan Tim bekerja dengan biaya lembaga. Hingga akhirnya, pipanisasi air sepanjang 700 meter dari Lae Renun ke Masjid Al Mukarramah Desa Rambah Serit, sukses. 
 

Masyarakat meresmikan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) dan pangkalan air di Masjid Al Mukarramah bersama Laznas Dewan Dakwah pada 3 Februari 2017. 
Cerita tersebut salah satu kisah dalam Program Sumur buat Sedulur yang dikemukakan Ketua Laznas Dewan Dakwah, Ade Salamun, dalam peringatan Hari Air Dunia di Aula Masjid Kramat Raya 45 Jakarta Pusat. 

Hadir juga dalam acara yang diikuti ratusan peserta tersebut, Sekretaris Umum Dewan Dakwah Avid Solihin, Sekretaris Majlis Fatwa Syamsul Bahri, dan Ketua Majlis Reboan Dewan Dakwah Zulfi Syukur. 
Selain pemaparan program, peringatan juga meluncurkan Buku Berdakwah dengan Air. Buku ini menghimpun laporan kemanusiaan implementasi Program Sumur buat Sedulur. 
Ade mengungkapkan, 

 
Contoh lainnya pembuatan sumur di Masjid Arrahman di Jalan Raya Sidikalang km 7.5 Desa Sungai Raya, Kec Siempat Nempu Hulu, Kab Dairi, Sumatera Utara. 
 
&lsquo ’Mimpi! Nggak bakal keluar airnya!’’ Demikian cibiran masyarakat setempat ketika pengeboran sumur dimulai medio 2017. Namun kucuran air tanah sedalam 140 meter jelang Idul Adha tahun yang sama, membungkam skeptisme warga. Kini mereka bahagia memiliki sumber air yang dekat dan mencukupi. 
Yang paling dramatis adalah pengeboran sumur di Desa Bumiharjo, Kec Kemalang, Kab Klaten, Jateng, di lereng timur Gunung Merapi dalam radius sekitar 10 km dari puncak gunung. 
 
Setiap musim kemarau, penduduk Bumiharjo kesulitan air bersih. Sedang di musim penghujan, mereka mengonsumsi air dari langit. Untuk keperluan sehari-hari anggota rumah tangga dan ternak sapi mereka, warga harus membeli air bersih dari tangki air sebesar Rp 80 ribu sampai Rp 150 ribu per tangki (5000 liter). Jumlah ini cukup untuk hidup hemat air selama 2 pekan. 
 
Pada 2009, Laznas Dewan Dakwah memulai usaha mencari air di sana. Ade mengungkapkan, ikhtiar pengeboran dan pembangunan instalasi air ini menggandeng Pusat Pengembangan Geologi Nuklir Batan. 
 
&lsquo ’Sempat tiga kali gagal menembus kedalaman bumi, akhirnya pada tahun 2010 air dapat ditemukan dan diangkat pada pengeboran keempat di kedalaman 210 meter. Debitnya mencapai 5,5, liter/detik,’’ paparnya. 
Ade melanjutkan, sumur air Dewan Da’wah ini merupakan sumur air swasta pertama dan tertinggi posisinya di Kemalang. 

&lsquo ’Kami sudah mengoperasikan sumur air sejak 2010, dan menjadi posko pengungsi serta pemasok air bersih bagi warga di 4 desa yang menjadi korban letusan Gunung Merapi pada Oktober-November 2010,’’ imbuh Ade. 
Di akhir acara, banyak peserta yang memberikan infak untuk mendukung Program Sumur buat Sedulur.