Prabowo Sebut Indonesia Bubar pada 2030, Indef: Itu Bukan Makna Sebenarnya

Oleh : Ridwan | Kamis, 22 Maret 2018 - 08:40 WIB

INDUSTRY.co.id -Jakarta, Direktur Eksekutif di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai bubarnya Indonesia seperti yang dikatakan Prabowo bukan makna sebenarnya.

Menurutnya, hilang yang dikatakan oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu adalah kedaulatan Indonesia. Artinya, ekonomi nasional sudah didominasi oleh pihak asing.

"Mungkin gini yang dimaksud Pak Prabowo adalah penguasaan sektor strategis, jadi sektor strategis kita itu kan lebih dari 50% katanya dikuasai oleh asing. Kalau sektor strategis itu dikuasai oleh asing ditambah ketergantungan kita dalam pemenuhan kebutuhan pokok sangat tergantung dari asing, maka sebenarnya keberadaan dari kedaulatan ekonomi itu sudah tidak ada. Nah itu yang dimaksud. Jadi bukan Indonesia, kalau Indonesianya tetap harus tetap ada," kata Enny di Jakarta (21/3/2018).

Enny menyatakan, pernyataan Prabowo itu bukan pepesan kosong semata. Menurutnya, saat ini masih banyak beberapa sektor strategis yang dikuasai oleh asing. Belum lagi, pemerintah begitu mengandalkan impor.

"Kalau sudah sektor strategis dikuasai oleh asing dan ketergantungan asing artinya kita dalam membuat kebijakan-kebijakan ekonomi sudah tidak berdaulat lagi," terangnya.

Lebih lanjut, ia menuturkan, kondisi eksternal juga turut mempengaruhi kedaulatan tersebut, salah satunya dari perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) antar negara. Komitmen tersebut dianggap dapat menjadi bumerang bagi produk dalam negeri.

"Kalau kita sudah masuk perjanjian FTA kita tidak bisa lagi memiliki instrumen pengendalian impor-impor, dan kita harus terima konsekuensi pasar kita terjadi penetrasi barang impor, itu juga soal kedaulatan, kita harus memprioritaskan nasional interest kita juga sudah tidak bebas lagi," tutur Enny.

Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto secara mengejutkan menyebut bahwa pada 2030 nanti negara Indonesia diprediksi akan bubar. Pernyataan itu termuat dalam sebuah video berdurasi 1 menit 18 detik yang di-posting di akun resmi Facebook Gerindra, Senin (19/3/2018).