Mensos Idrus Klaim Pencanangan Februari Tuntas Bansos Terpenuhi

Oleh : Herry Barus | Senin, 12 Maret 2018 - 17:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Sosial Idrus Marham mengklaim pencanangan "Februari Tuntas Bantuan Sosial" (bansos) akan terpenuhi dan berjalan lancar mencapai 98,25 persen.

"Bedasarkan data yang ada pencanangan Februari Tuntas Bansos PKH tahap pertama dan BPNT berjalan dengan baik dan lancar," kata Mensos dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (12/3/2018)

Mensos mengatakan, sampai dengan 11 Maret 2018 telah disalurkan bansos PKH kepada 9.576.843 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan anggaran sebesar Rp4,79 triliun, adapun KPM yang telah mencairkan bantuannya di bank sebanyak 7.340.277 KPM atau sekitar 80,26 persen.

Total penerima bansos PKH sebanyak 10 juta KPM untuk 2018 atau naik empat juta dibandingkan 2017.

Lebih lanjut Mensos menjelaskan, penyaluran bansos yang belum mencapai 100 persen karena sejumlah daerah sulit dijangkau karena medan yang berat.

"Sekitar satu persen yang belum disalurkan bansos karena saat saya ke lapangan misalnya seperti di Sumenep, NTT, Kalimantan Barat sulit transportasi," ujar Mensos.

Bansos Program Keluarga Harapan (PKH) diberikan sebesar Rp1.890.000 per tahun per Keluarga Penerima Manfaat (KPM), kecuali untuk Papua sebesar Rp2 juta yang dicairkan empat kali dalam setahun.

Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional PT BNI (Persero) Tbk Adi Sulistyowati mengatakan, penyerapan PKH tahap 1 Januari-Maret 2018 sebanyak 9,5 juta KPM atau 98,25 persen.

Sedangkan untuk penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk Januari dan Februari 2018 sudah mencapai 87,7 persen.

"Harapan kami penyerapannya bisa 100 persen tapi di lapangan penerima ada yang pindah, meninggal. Beberapa daerah ada yang masih menunda penyalurannya," kata perempuan yang akrab disapa Susi itu.

Sementara, untuk bansos beras sejahtera (rastra) 2018, menurut Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kemensos Andi ZA penyalurannya sudah mencapai 86 persen dengan rincian Januari 98 persen, Februari 91 persen dan Maret 70 persen.

"Yang terlambat penyalurannya itu daerah yang sulit jangkauannya, misalnya mereka menunggu cuaca membaik karena itu mereka minta penyalurannya per tiga bulan sekali," ujar Andi.