Pentas WO Sriwedari Trisara Tinayuh Sarat Pesan Bagi Pemimpin Masa Kini

Oleh : Amazon Dalimunthe | Senin, 05 Maret 2018 - 10:27 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA,-- Para pemimpin negara kita yang saat ini tengah dipuncak kekuasaan diharapkan untuk tidak melupakan tugasnya sebagai pemimpin yang harus mengayomi seluruh masyarakatnya. Sebab jika sudah lupa, maka bukan tidak mungkin akan terjadi kekacauan dan juga pemberontakan bagi mereka yang tertindas. Demikian pesan moral yang disampaikan lewat pergelaran wayang orang Sriwedari dari Solo yang berpentas di Teater Kautaman, Museum Pewayangan, TMII, Minggu, 4 Maret 2018.

Agus Prasetyo S.Sn selaku sutradara pementasan mengaku bahwa cerita Trisara Tinayuh merupakan Carangan (pengembangan) dari berbagai cerita pakem pewayangan yang sudah dikenal selama ini. “Ini memang carangan, tetapi kita pentaskan karena konstekstual dengan keadaan saat ini dimana banyak pemimpin yang lupa diri ketika sudah menjabat,” kata Agus yang dalam pentas berperan sebagai Prabu Kresna.

Agus lantas mengisahkan bahwa cerita bertolak dari saat Arjuna telah memiliki tiga pusaka utama (Trisara) yakni Pasopati, Pulanggeni, dan Sarotama yang berarti telah memiliki Jati diri, Kebijaksanaan dan Keteguhan. “Namun ada masa Arjuna yang merasa telah mencapai titik kemuliaannya menjadi lupa diri. Dan ini membuat banyak yang mendendam dan berusaha menghancurkan kerajaan ksatria Madukara.”

Parahnya, lanjut sang Sutradara muda lulusan ISI ini, saat tiga pusaka ini raib, Arjuna malah menyalahkan orang-orang disekellingnya. “ Dan tentu saja akhirnya terjadi kekacauan di dalam ksatria. Apalagi ditambah dengan kehadiran Gondang Jagad dan Gondang Buwana yang terus mencari Arjuna yang diakui sebagai ayah kandungnya.”

Pementasan yang berangsung 2,5 jam ini menampilkan koreografi yang apik dan rapih. Harus diakui bahwa wayang orang Sriwedari yang tekun mengadakan pertunjukan menjadi salah satu kelompok wayang orang yang sudah mapan.

Di tambah dukungan dari wanita pengusaha dan pencinta seni, Eny Sulistyowati Spd, SE, MM di bawah bendera Tri Ardhika Production pertunjukan semakin berkualitas. “Pergelaran ini melibatkan sebagian besar tim kreatif dan pemain dari kelompok seni Wayang Orang (WO) Sriwedari dari Solo, dan para seniman alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Ada sekitar 150 seniman, dari mulai tim kreatif, Dalang, Sutradara, aktor dan aktris panggung, Pengrawit (Pemusik), Swarawati (penyanyi), dan pendukung lainnya, terlibat dalam pementasan ini,” terang Eny Sulistyowati, yang juga berperan sebagai Dewi Sembadra.

Eny yang juga menjabat sebagai kepala Humas Senawangi (Sekertariat Nasional Pewayangan Indonesia) mengatakan bahwa kegiatan pementasan wayang, apapun bentuknya, harus mendapat dukungan dari pemerintah. “Beruntung pemda Kota Solo memiliki perhatian penuh terhadap WO Sriwedari yang sudah dianggap salah ikon kota Solo. Apalagi disana juga ada Institut Seni Indonesia yang melahirkan banyak seniman yang  harus disalurkan bakatnya,” ujar Eny. (AMZ)