Industri Tekstil Jaring Pengaman Sosial

Oleh : Kormen Barus | Sabtu, 03 Maret 2018 - 14:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Sektor industri TPT sebagai jaring pengaman sosial karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.

Industri TPT memiliki peran strategis dalam proses industrialisasi.

Ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten menjadi syarat mutlak untuk terwujudnya industri yang mandiri dan berdaya saing.

Di Indonesia, lebih dari 67 persen, industri Industri tekstil dan produk tekstil (TPT), di dalamnya merupakan sektor hilir yang menghasilkan produk pakaian jadi dan barang tekstil lainnya.

Selain itu adalah industri antara yang meliputi sektor pemintalan (spinning), pertenunan (weaving), perajutan (knitting), serta printing dan finishing kain.

Sekjen Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Haris Munandar, mengatakan, berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri TPT ke depan.

Kebutuhan tenaga kerjanya akan mencapai 135 ribu orang per tahun atau 22,5 persen dari total penyerapan pekerja di seluruh sektor industri sebanyak 600 ribu orang per tahun.

Kemenperin menargetkan, hingga akhir tahun 2017, jumlah tenaga kerja yang terserap di industri TPT nasional sebanyak 2,73 juta orang dengan nilai ekspor diperkirakan sebesar USD12,09 miliar.

Menurut Haris Munandar, sektor industri TPT sebagai jaring pengaman sosial karena mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.

Apalagi, industri TPT memiliki peran strategis dalam proses industrialisasi, karena produk yang dihasilkan mulai dari bahan baku (serat) sampai dengan barang konsumsi (pakaian jadi dan barang jadi), mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya.

Industri TPT merupakan sektor padat karya. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kompeten, Kemenperin telah memiliki berbagai program strategis melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

Program strategis tersebut, antara lain dihasilkan dari para lulusan Politeknik STTT Bandung dan Akademi Komunitas Tekstil Solo, Diklat 3in1 (pelatihan, sertifikasi dan penempatan) untuk industri garmen, serta pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri