Siasat Industri Ritel Melawan Kelesuan

Oleh : Redaksi Majalah INDUSTRY | Minggu, 25 Februari 2018 - 14:56 WIB

INDUSTRY co.id -Beberapa tahun terakhir, banyak ritel yang tertekan. Pengunjung yang datang ke mal mulai menurun.Toko nbsp; toko juga sepi pembeli.

Masyarakat kemudian dihebohkan dengan penutupan ritel-ritel offline seperti 7-Eleven, Matahari Pasaraya, Lotus dan Debenhams.

Yang menjadi kambing hitam terpuruknya ritel ritel modern ini adalah online.

Dengan alasan, saat ini terjadi pergeseran tren pembelian di masyarakat dari offline ke online.

Pergeseran tersebut, membuat banyak toko ritel yang gulung tikar.

Memang kemajuan teknologi tentu tidak bisa menolak akan hal itu. Namun banyak juga pendapat yang menyatakan, banyak mal mal sepi karena perubahan pola gaya hidup Indonesia, dari belanja ke wisata.

Apalagi sejak adanya jasa pick up services, semakin sedikit keluarga yang datang ke mal untuk berbelanja.

Meski pergi ke mal, tujuan mereka justru hanya untuk nongkrong, entah di kafe atau restoran sambil bercengkerama dengan kolega.

Inilah Ritel Zaman Now. Mal harus inovasi atau berubah. Mal harus mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat.

Mal perlu menyesuaikan konsep gaya hidup dan banyak menyediakan food and beverage dan hiburan lainnya, agar tetap ramai dikunjungi masyarakat.

Simak kupas tuntas redaksi Majalah Industry soal nasib bisnis ritel yang boleh disebut dengan ragam penyebabnya dansiasat apa yang dilakukan dalam edisi terbitan terbaru 'SIASAT INDUSTRI RITEL MELAWAN KELESUAN'.

Dapatkan juga isu update lainnya dari berbagi sektor industri di Indonesia.

Untuk Informasi Pembelian, langganan dan promosi dapat menghubungi; 021- 579 02 855 atau kunjungi www.Industry.co.id.