Kinerja Industri Perbankan 2017

Oleh : Arya Mandala | Minggu, 25 Februari 2018 - 09:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta,  Keyakinan mulai terjadinya geliat bisnis industri perbankan ditahun ini didasari oleh tiga faktor yang akan jadi pendorong pertumbuhan laba bank tahun ini.

Pertama adalah karena pendapatan bunga bersih, pendapatan non bunga atau fee based income dan pendapatan lain.

Meski begitu, pertumbuhan laba bank tahun ini dipastikan  belum akan mencapai di atas 20% sebagaimana tahun 2014 lalu,  Pasalnya kenaikan harga komoditas di 2018 belum setinggi 2014.

Dan Laba bank tahun ini akan lebih banyak juga terbantu oleh membaiknya ekonomi dan diperkuat oleh rating layak investasi oleh beberapa lembaga rating luar negeri.

Perlu diketahui, sepanjang tahun 2017 lalu sejumlah bank papan atas dalam  rilis laporan keuangan audited mencatatkan kinerja yang baik, diantaranya Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI).  

Tiga bank pelat merah tersebut mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan.

Bank Mandiri melaporkan perolehan laba bersih Rp 20,6 triliun pada akhir 2017 atau tumbuh 49,5 persen secara year on year (yoy).

“Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh dua segmen utama, yakni korporaasi dan ritel, terutama kredit mikro dan konsumer,” ungkap Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, saat paparan kinerja di Kantor Pusat Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Selain itu, pencapaian tadi juga didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 0,6% menjadi Rp 54,8 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 16,4% menjadi Rp 23,3 triliun.

Meski pertumbuhannya tidak sekencang Bank Mandiri, laba Bank BRI tercatat Rp 29 triliun atau tumbuh 10,7% dibandingkan laba tahun sebelumnya.

Capaian tadi seiring meningkatnya penyaluran kredit BRI yang tumbuh 11,4% menjadi Rp 739,3 triliun di tahun 2017.

Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan penyaluran kredit BRI tahun lalu lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia.

Penyaluran kredit terbesar disokong dari segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) sebesar Rp 551,9 triliun atau tumbuh sebesar 13,4 persen. 

“Penyaluran kredit didominasi oleh kredit UMKM sebesar 74,6 persen dari total keseluruhan kredit,” ujar Haru pada paparan kinerja Bank BRI sepanjang 2017 di Gedung BRI 1, Jakarta, Rabu (24/1).

Sementara kontribusi kredit konsumer Rp 114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp 197,8 triliun.

Sedangkan sisanya kredit korporasi Rp 90,3 triliun dan BUMN Rp 97,1 triliun. BRI juga berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 69,4 triliun. 

Adapun BNI mencetak laba bersih Rp13,62 triliun. Angka ini tumbuh 20,1% secara yoy dibandingkan laba tahun 2016 sebesar Rp11,34 triliun.

Kenaikan laba BNI ditopang ekspansi bisnis pada segmen Bussines Banking dan Consumer Banking yang disertai dengan perbaikan kualitas aset.

Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI, Adi Sulistyowati mengatakan perolehan laba bersih BNI juga meningkat berkat pertumbuhan pendapatan bunga bersih di 2017 sebesar 31,94 triliun, naik 6,5% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp30 triliun.

Pertumbuhan pendapatan bunga bersih ini sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh 12,2%. 

Lebih lanjut Sulistyowati mengatakan, laba bersih juga ditopang pendapatan nonbunga di 2017 yang meningkat 13,9% menjadi Rp9,78 triliun dari sebelumnya Rp8,59 triliun.