Penggunaan 90 Persen Bahasa Jawa di Film Yo Wis Ben Menuai Pujian

Oleh : Amazon Dalimunthe | Rabu, 21 Februari 2018 - 10:57 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA,-- Sebuah film musikal yang berlatar belakang salah satu suku yang ada di Indonesia yakni Jawa khususnya Jawa Timur akan beredar di bioskop tanggal 22 februari 2108 besok. Film yang berjudul Yo Wis Ben dibintangi oleh Bayu Skak sebagai tokoh utama, kemudian ada Cut Meyriska, Brandon Salim, Joshua Suherman, Glence Chysara, Aliyah Faizah dan Tutus Thomson dan diproduksi oleh Kharisma Starvision.

Film ini sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam dialognya. Untuk memudahkan penonton yang non Jawa memahami film ini, disediakan teks terjemahan. Tapi tidak terjemahan langsung tapi makna dari kata atau kalimat yang diucapkan para pemainnya, kata Bayu Skak.

Sebagai penggagas cerita film ini mengatakan penggunaan bahasa Jawa dalam film ini mencakup 80 persen. Penggunaan bahasa Jawa menjadi hal yang sengaja ingin ia tonjolkan. saya ingin menunjukkan keragaman suku suku yang ada di Indonesia. Dulu ada film menggunakan bahasa Bugis yang berjudul Uag Panai dan berhasil meraih penonton yang banyak, maka saya juga berharap hal yang sama, ujarnya.

Tentang kota Malang yang jadi latar belakang cerita, Bayu Skak tidak menampik bahwa ia memang ingin memberi sesautu bagi kota kelahiraannya itu. Saya lahir di Malang. Besar di Malang. Jadi saya ingin berkarya sesuatu hal tentang tanah kelahiran saya, ujar Bayu.

Sementara itu Chand Parwez Servia selaku produser mengatakan penggunaan bahasa ibu di perfiman nasional adalah bukti keragaman Indonesia. Ia mengapresiasi kreativitas Bayu dalam penggunaan bahasa Jawa.Saya paham Yowis Ben ini harus tetap memakai dialog bahasa Jawa dengan terjemahan karena mengambil lokasi syuting di Malang, ujar Parwez.

Saya dulu pernah bikin film berbahasa Sunda berjudul Kabayan. Dan masyarakat mau menerimanya. Saya harap juga Yo Wis Ben bisa diterima oleh masyakarat pengguna bahasa daerah lainnya, tambah Parwez.

Sementara itu, sutrada film Fajar Nugros mengatakan meskipun film ini menggunakan bahasa Jawa, namun penonton dipastikan tidak akan kesulitan memahami dialog dalam film. Ada terjemahan dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dalam film.

Dalam proses penggarapan film, Bayu juga duduk sebagai co director sehingga penerjemahan bahasa bisa berjalan dengan baik. Fajar berharap film ini bisa dinikmati oleh remaja, khususnya di Jawa Timur dan Jawa tengah, dan remaja seluruh Indonesia pada umumnya. (AMZ)