Pertumbuhan Stagnan, Asosiasi Franchise Sayangkan Minimnya Dukungan Dari Pemerintah

Oleh : Ridwan | Rabu, 24 Januari 2018 - 07:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyayangkan pertumbuhan industri franchise atau waralaba di Indonesia terasa jalan di tempat.

"Saat ini industri waralaba kita stagnan. Jadi angka 100-120 brand lokal sampai saat ini tidak bertambah," ujar Ketua AFI, Anang Sukandar kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta (23/1/2018).

Anang melihat budaya instan yang mau cepat jadi masih kerap di gunakan oleh para pelaku usaha waralaba.

"Harus ada sisi kewirausahaannya dalam melakoni usaha waralaba. Sehingga ada keunggulan dalam segi inovasi, jadi jangan anggap asal-asalan saja," terangnya.

Lebih lanjut, ia menyarankan bagi para pelaku bisnis usaha waralaba agar mendalami dengan benar ilmu waralaba untuk dikembangkan ke arah yang lebih baik. "Franchise itu ilmunya pemasaran atau marketing concept, jadi harus didalami dengan sebaik-baiknya," kata Anang.

Namun, lanjutnya, Anang menyayangkan minimnya kurikulum di perguruan tinggi Indonesia yang benar-benar khusus mendalami ilmu bisnis waralaba. Padahal, Indonesa mempunyai keunggulan dari segi kuliner.

"Produk unggulan kita cukup banyak, itulah yang saya kira perlu didorong," ucapAnang.

Anang pun merasa miris dengan minimnya merek lokal Indonesia yang bisa sukses di luar negeri. Kalau dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, mereka sudah lebih dari 100 merek lokal yang bisa sukses di luar negeri. Sedangkan Indonesia hanya sekitar 15 merek lokal saja yang sukses di luar negeri.

Menurut Anang, hal tersebut sudah sepantasnya terjadi. Minimnya dukungan atau support dari Pemerintah membuat industri waralaba Indonesia jalan ditempat. "Sampai sekarang anggaran dari pemerintah sangat minim untuk kami. Sehingga kami saat ini berjalan sendiri," imbuh Anang.

Kalau dibandingkan dengan negara Asia lainnya, tambah Anang, di Malaysia mereka siapkan anggaran 100 ribu miliar ringgit untuk industri waralaba mereka, begitupun dengan Singapura.

"Kita sudah sering mengadu kepada pemerintah namun, hasilnya nihil. Gak punya anggaran, itu jawaban yang selalu mereka keluarkan. Kalau mau industri waralaba kita maju, siapkan dong anggarannya," tegas Anang.

Anang berharap pemerintah lebih mendengar keluhan dari kami. Karena industri waralaba Indonesia tanpa dukungan dari pemerintah tidak akan bertumbuh. "Dukungan pemerintah dan cukup banyaknya produk unggulan Indonesia akan menambah daya saing industri warakaba kita akan semakin dilirik oleh negara-negara lainnya," tutup Anang.