Pembiyaan Alternatif Penting untk Penyediaan Industri Infrastruktur

Oleh : Hariyanto | Jumat, 19 Januari 2018 - 09:22 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan skema pendanaan alternatif seperti Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur.

Kalau mau menjadi negara maju lebih cepat, Indonesia mau tidak mau harus ada pembiayaan alternatif dan kreatif, untuk pembiayaan infrastruktur, katanya.

"Ini yang ingin kita fasilitasi melalui PINA," kata Bambang dalam acara "PINA Day 2018" di Jakarta, Kamis (18/1/2018)

Bambang mengatakan skema pembiayaan seperti PINA dibutuhkan untuk mengurangi ketertinggalan Indonesia dalam penyediaan infrastruktur serta mengurangi beban APBN yang selama ini terbatas untuk mendorong pembangunan.

Ia mengatakan skema pembiayaan yang sudah diluncurkan pemerintah sejak awal 2017 ini sudah digunakan oleh negara lain seperti China, Kanada maupun Australia, dengan menggunakan dana pensiun untuk investasi infrastruktur.

Untuk itu, Bambang mengharapkan adanya keterlibatan dana jangka panjang dalam PINA seperti dana pensiun, asuransi jiwa maupun dana haji agar pengelolaan dana itu dapat lebih efektif dan dimanfaatkan untuk pembiayaan infrastruktur.

Dalam skema PINA, pemerintah telah menyiapkan berbagai kemudahan proyek, termasuk diantaranya jaminan proses perizinan maupun penyediaan lahan serta imbas hasil (return) investasi yang tinggi untuk menarik minat sektor swasta.

"Dana pensiun seharusnya memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk peserta dengan hasil investasi yang maksimal. Namun masih banyak investasi dana pensiun di deposito, SUN dan saham, yang masuk infrastruktur masih sedikit," kata Bambang.

Berbagai instrumen keuangan untuk mendukung skema PINA juga sedang disiapkan seperti Perpetual Bonds dengan tenor jangka sangat panjang, yang tidak hanya bermanfaat untuk mendukung pembangunan infrastruktur, tapi juga meningkatkan gairah di pasar modal.

Jumlah proyek infrastruktur yang telah direncanakan menggunakan skema PINA hingga Desember 2017 mencapai 34 proyek dengan total senilai Rp348,2 triliun atau 25,8 miliar dolar AS, mencakup 19 proyek ruas jalan tol, empat proyek penerbangan, 10 proyek pembangkit dan transmisi listrik dan satu proyek pariwisata.

Berbagai proyek PINA yang sudah financial close antara lain 15 ruas tol Waskita senilai Rp3,5 triliun, Bandara Internasional Kertajati senilai Rp932 miliar serta Palapa Ring Jaringan Serat Optik-Paket Tengah senilai Rp174 miliar. (Ant)