2017 Berakhir, Majalah Rolling Stone Say Goodbye

Oleh : Ahmad Fadli | Selasa, 02 Januari 2018 - 16:00 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Usai tahun 2017 berakhir dan masuk 2018, penggemar musik Indonesia mendapat salam perpisahan dari salah satu majalah yang menjadi rujukan untuk informasi musik, Rolling Stone. Bukan ucapan selamat tinggal tahun 2017 melainkan ucapan perpisahan karena sudah tidak terbit di Indonesia.

“Pada hari ini PT a&e Media sebagai penerbit majalah Rolling Stone Indonesia dan situs Rolling Stone Indonesia mengumumkan bahwa mulai 1 Januari 2018 kami tidak memegang lisensi majalah Rolling Stone Indonesia dan situs Rolling Stone Indonesia untuk beroperasi di wilayah Indonesia,” demikian bunyi pengumuman di laman rollingstone.co.id.

Ketua a&e Media, Eddie Soebari membenarkan penutupan majalah musik cabang dari Amerika Serikat, yang sudah terbit sejak 2005. “Efektif per 1 Januari 2018, lisensi penerbitan majalah dan situs Rolling Stone Indonesia, yang semula kami miliki di bawah PT a&e Media, telah kami kembalikan kepada principal kami, yaitu Rolling Stone yang berbasis di Amerika Serikat maupun Rolling Stone International,” kata Eddia melalui pesan elektronik.

Pengumuman ini keluar setelah beberapa nama yang mengasuh majalah musik tersebut, mengumumkan perpisahan melalui media sosial.

Pengamat musik yang selama ini menjadi Pemimpin Redaksi Rolling Stone Indonesia, Adib Hidayat, mengumumkan di Twitter ia tidak lagi menulis di majalah tersebut. “Tanggal 29 Desember 2017 menjadi hari terakhir saya bekerja di Rolling Stone Indonesia. Terimakasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu kami selama lebih dari 12 tahun ini,” kata @AdibHidayat.

Rolling Stone bukan satu-satunya majalah yang say goodbye pada 2017, pertengahan tahun, majalah Hai tidak lagi terbit, namun, beralih ke platform dalam jaringan.

Rolling Stone Indonesia menyikapi perubahan industri media dalam negeri yang cepat, dengan tidak lagi mengadopsi izin dari terbitan Amerika Serikat, baik untuk versi cetak maupun daring. “Industri media yang tengah mengalami perubahan begitu cepat menyebabkan kelesuan pada sisi usahanya secara keseluruhan. Perubahan ini sedikit-banyak mempengaruhi ‘infrastruktur’ di sektor industri media,” kata Eddie.

Ditegaskannya, langkah itu adalah pilihan terbaik dalam menyikapi perubahan industri yang tengah terjadi dewasa ini