Lewat EIBD 2017, Menperin Pastikan Suara Bisnis Terdengar

Oleh : Ridwan | Rabu, 29 November 2017 - 11:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah dan swasta harus menyediakan platform bagi komunitas bisnis dan pemimpin bisnis untuk melakukan dialog yang konstruktif.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan dalam acara EU-Indonesia Business Dialogue (EIBD) 2017 di Jakarta (28/11/2017).

"EIBD juga merupakan forum yang memberikan rekomendasi bisnis untuk memastikan bahwa suara bisnis terdengar," ujar Airlangga.

EIBD 2017 kali ini mengusung tema "EU-Indonesia Comprehensive Economic Partnership: Maximizing Trade And Investment Opportunities, Supporting Economic Reforms".

"Bisnis indonesian dan eropa akan berbagi rekomendasi dan kontribusi berdasarkan rekomendasi gabungan CEPA oleh KADIN Indonesia, APINDO dan EuroCham," terangnya.

Airlangga melihat bahwa IEU-CEPA mempunyai potensi besar antara ekonomi dan peran bisnis untuk mendukung negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan.

"Saya berharap dari IEBD 2017 ini dapat menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang berkelanjutan untuk perkembangan bisnis," kata Airlangga.

EIBD 2017 merupakan kali ke-7 diselenggarakan, dengan menghadirkan lebih dari 200 perwakilan pemerintah dan pemimpin bisnis untuk mengidentifikasi dan menciptakan peluang baru guna meningkatkan perdagangan dan investasi antara Uni Eropa dan Indonesia melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

Sementara itu, Shinta Widjaja Kamdani selaku Wakil Ketua APINDO dan Wakil Ketua KADIN Indonesia yang turut hadir dalam acara tersebut menekankan bahwa kolaborasi tersebut akan membawa manfaat tidak hanya bagi bisnis Eropa namun juga Indonesia.

"Melalui kemitraan tersebut, jelas bahwa Eropa dan Indonesia memiliki suara yang sama dalam rangka liberalisasi perdagangan dan investasi di antara kedua ekonomi tersebut. Terdapat lebih banyak kesamaan dibandingkan perbedaan ketika berbicara tentang bisnis," tambah Shinta.

Menurutnya, beberapa rekomendasi inti yang dikembangkan dalam forum tersebut mencakup kebutuhan akan pergerakan tenaga kerja terlatih yang lebih fleksibel di antara Eropa dan Indonesia, pengurangan restriksi impor, serta harmonisasi prosedur impor dan persyaratan teknis lainnya.

Banyak rekomendasi yang disampaikan dalam acara tersebut mencerminkan temuan dari edisi pertama EU-Indonesia Economic Relations Study, yang menyoroti hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa saat ini serta potensi terkait perkembangan CEPA.

Terdapat tiga aspek dalam laporan tersebut yang menggambarkan karakteristik investasi asing langsung di Indonesia.