HIMKI Secara Tegas Menolak Ekspor Bahan Baku Rotan dan Kayu

Oleh : Ridwan | Selasa, 28 November 2017 - 14:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Adanya wacana akan segera dibukanya ekspor kayu gelondongan (Logl dan bahan baku rotan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) menimbulkan keresahan bagi para pelaku usaha yang bergerak di bidang barang jadi.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Soenoto mengatakan, sampai saat ini masih ada pihak-pihak yang menginginkan dibukanya ekspor log dan bahan baku rotan.

"Mereka menganggap lebih praktis dan menguntungkan dengan mengekspor bahan baku ketimbang ekspor barang jadi berupa mebel dan kerajinan," ujar Soenoto di Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Ia menambahkan, saat ini para pelaku usaha sudah semakin susah untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas. "Dengan demikian, apabila kran ekspor bahan baku dibuka akan terjadi penurunan daya saing industri dalam negeri," terangnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, mayoritas anggota HIMKI merupakan usaha kecil dan menengah, padat karya akan terkena dampak langsung akibat kekurangan bahan baku dan rotan.

"Bahkan, industri ini bisa tutup dan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja yang pada gilirannya menimbulkan kerawanan sosial," kata Soenoto.

Menurutnya, wacana ekspor kayu gelondongan (log) merupakan langkah mundur mengingat pemerintah telah mengalahkan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan dampak berganda.

Selain itu, lanjutnya, kebijakan pembukaan kran ekspor log dan bahan baku rotan juga akan menguntungkan negara-negara importir yang telah lama menunggu kebijakan itu untuk memenuhi pasokan bahan baki industri mereka.

Oleh karena itu, HIMKI meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk tidak spekulasi membuat regulasi terkait dibukanya kran ekspor log dan bahan baku rotan.

"Bagaimana mereka bisa buat regulasi kalau datanya saja tidak lengkap," ucapnya.

Disisi lain, HIMKI juga meminta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya) untuk dapat menjalankan perannya secara proporsional antara lingkungan hidup dan industri hilir rotan.

Oleh karena itu, HIMKI mengajak Kementerian terkait untuk membangun ekosistem tata kelola bahan baku rotan yang seimbang agar industri dalam negeri dapat bersaing di pasar global.