Industri Baja sebagai Pilar Kekuatan Negara

Oleh : Wiyanto | Senin, 20 November 2017 - 02:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta-Industri baja merupakan dasar bagi industrialisasi suatu negara. Industri baja bertindak sebagai pendorong perekonomian.

Dengan industri baja akan tersedia pasokan bahan baku, utilisasi, dan energy pada industri hulunya. Selain itu industri hilir yang menggunakan material baja juga akan terjaga pasokannya, ungkap Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Mas Wigrantoro Roes Setiyadi pada saat memberikan paparan di seminar bertajuk Dari Engineer Muda untuk Kejayaan Kemaritiman dan Infrastruktur Indonesia di Kampus Universitas Gajah Mada, Minggu (19/11/2017).

Mas Wig juga menyatakan bahwa baja digunakan pada hamper seluruh sector industri seperti manufaktur, konstruksi, dan pertahanan. Krakatau Steel sebagai produsen baja nasional terbesar mempunyai andil besar dalam penguatan industri tanah air. Produk KRatau Steel meliputi Hot Rolled Coil , Cold Rolled Coil, serta Wire Rod dibutuhkan dalam semua sector infrastruktur seperti transportasi, jalan, pengairan & air minum, minyak gas bumi, ketenalistrikan, dan telekomunikasi dan informatika.

Untuk trasnportasi produk baja KS digunakan untuk membangun gerbong, halte, body dan suku cadang otomotif. Sementara konstruksi jalan, rail guidem rambu-rambu, penerangan dala, dan jembatan juga menggunakan produk baja. Untuk pengairan jelas pipa baja dibutuhkan untuk distribusi. Tak haya itu saja, pipa minyak gas dan bumi, boiler, kilang minyak, tabung gas LPG juga banyak yang telah menggunaka produk baja PT KS sebagai bahan bakunya. Terkahir produk baja juga dihandalkan untuk mendirikan menara BTS untuk kebutuhan Telekomunikasi dan Informatika.

Untuk kebutuhan pembangunan jalan saat ini PT KS tengah memasok untuk membangun jalan tol laying Jakarta-Cikampek II sepanjang 37 KM. totalnya akan dibutuhkan 200.000 ton baja plate. Jalan tol layanga ini menggunaka gelagar baja (steel box girder) yang berbeda teknologinya dengan menggunakan beton. Menggunakan metode gelagar baja akan mengurangi jumlah tiang, dengan begitru pekerjaan akan lebih cepat selesai, imbuh Mas Wig.

Selain itu PT KS juga memasok kebutuhan pelat baja untuk pembangunan Light Sea Vessel (LSV) yang dipersan oleh Filipina buatan PT PAL Surabaya. Dalam hal ketenagalistrikan, saat ini juga tengah memasok baja profil siku untuk pembangunan jaringan 46.000 KMS milik PT Perusahaan Listrik Negara.

Semakin meningkatnya kebutuhan baja PT KS juga bertekad untuk meningkatkan kapasitasnya dengan menggandeng beberapa investor. Di tahun 2015 nanti, di wilayah Cilegon akan tercipta 10 juta ton kluster baja. Saat ini di kawaswan industri Krakatau Cilegon, Banten sudah menghasilkan 6 juta ton baja, sehingga perlu tambahan 4 juta ton lagi. Hal inilah yang saat ini sedang kita kaji bersama dengan mitra kita.

Sebagai informasi kebutuhan baja domestic terus meningkat di tahun 2017 diperkirakan kebuthan baja mencapai 13,5 juta ton dan akan meningkat menjadi 14,3 juta ton di tahun mendatang 2018.

Namun demikian, tutur Mas Wig pembangunan industri baja bukan tanpa kendala. Dari sisi sumber energi produsen baja domestic mengharapkan aadnya tariff gas dan listrik yang lebih rendah disbanding saat ini. Selain itu, tata niaga juga perlu diperbaiki agar berpihak kepada produsen dalam negeri.