BNI Syariah Optimalkan Suntikan Modal untuk Pembiayaan

Oleh : Herry Barus | Kamis, 19 Oktober 2017 - 18:51 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan akan mengoptimalkan suntikan modal Rp1 triliun dari induk untuk menyalurkan pembiayaan secara lebih intensif.

Dengan tambahan Rp1 triliun, maka modal BNI Syariah saat ini yang mencapai Rp2,756 triliun akan meningkat menjadi Rp3,756 triliun atau rasio kecukupan modalnya akan meningkat sekitar empat persen.

"Kenaikan sebesar empat persen menambah kekuatan kita untuk melakukan pembiayaan secara lebih maksimal lagi, semakin besar modal semakin kita bisa memobilisasi dana pihak ketiga," ujar Firman saat jumpa pers di Kantor BNI Syariah Pusat, Jakarta, Kamis (19/10/2017)

Per September 2017, rasio kecukupan modal (CAR) BNI Syariah mencapai 14,9 persen, masih di bawah rata-rata industri 17,01 persen. Namun, dengan suntikan modal Rp1 triliun dari BNI selaku induk usahanya, CAR BNI Syariah diharapkan bisa menyentuh 20 persen.

"Sekarang tinggal menyelesaikan masalah administrasinya saja, mudah-mudahan November sudah masuk Rp1 triliunnya. CAR diperkirakan akan menjadi 19,5-20 persen," kata Firman.

Dengan tambahan modal Rp1 triliun tersebut, lanjut Firman, upaya perseroan untuk bisa masuk ke dalam kategori Bank BUKU III atau bank dengan modal inti Rp5 triliun sampai Rp30 triliun, semakin terbantu.

"Yang jelas kita ingin capai BUKU III, paling lama dua tahun dari 2018, ya 'close to' 2020 lah maksimal kita bisa masuk ke BUKU III," ujar Firman.

Firman menambahkan, apabila sudah masuk ke BUKU III, perseroan akan memiliki keleluasaan lebih dalam berbisnis, salah satunya bisa beroperasi di luar negeri khususnya dalam bisnis remitansi.

"Ya paling tidak menangani TKI. Mengurusi remittance itu kan harus ada orang di sana," katanya.

Pembiayaan BNI syariah sendiri per September 2017 tumbuh 15,3 persen, dari Rp19,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp22,5 triliun. Dari total pembiayaan tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan untuk segmen konsumer sebesar 52,7 persen. Untuk pembiayaan konsumer, sebagian besar portofolio didominasi oleh produk Griya iB Hasanah sebesar 84,9 persen.

Selanjutnya, pembiayaan BNI lainnya yaitu di segmen ritel produktif atau usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 21,8 persen, pembiayaan komersial 18,1 persen, pembiayaan mikro 5,9 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,5 persen.