Pembangunan Jalan Tol Berdampak Tekan Harga Barang Kebutuhan

Oleh : Herry Barus | Jumat, 13 Oktober 2017 - 06:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Palembang- Presiden Joko Widodo menegaskan penyelesaian pembangunan jalan tol dapat meningkatkan kompetensi bisnis Indonesia karena akan mengurangi harga barang.

"Baik tol di Jawa maupun di luar Jawa akan memperkuat fondasi kita dalam rangka kompetisi global, artinya apa? 'Global Competitiveness Index' kita pasti lebih baik karena mobilitas barang dan orang pasti akan lebih cepat, akhirnya biaya transportasi barang lebih rendah dan harga barang akan turun. Tapi ini memerlukan waktu, karena memang (ruas tol) belum selesai semuanya," kata Presiden Jokowi di dekat gerbang tol Palembang-Pemulutan, Palembang,Sumatera Selatan, Kamis. (12/10/2017)

Presiden Jokowi Kamis (12/10/2017) meresmikan jalan tol Palembang-Indralaya seksi I yaitu ruas Palembang-Pemulutan sepanjang 7,75 kilometer yang merupakan jalan tol pertama di Sumatera Selatan.

Tol Pelembang-Pemulutan terdiri atas tiga seksi yaitu seksi I ruas Palembang-Pemulutan sepanjang 7,75 kilometer; seksi II Pemulutan-Kota Terpadu Mandiri (KTM) sepanjang 4,9 kilometer dan seksi III KTM-Simpang Indralaya sepanjang 8,5 kilometer sehingga total selesai lebih dari 21 kilometer.

"Seperti tol di Balikpapan-Samarinda yang tertunda selama delapan tahun sebenarnya hanya ada dua permasalahan yaitu pertama melewati lahan konservasi dan kedua melewati lahannya Kodam," ungkap Presiden.

Presiden pun mengungkapkan cara untuk mengatasi dua masalah itu.

"Kalau saya gampang, tinggal telepon Panglima (TNI) agar ini segera diselesaikan, ya sehari dua hari selesai. Begitu juga lahan konservasi, konservasi penting tapi diambil tidak banyak, saya telepon menteri LHK, dua hari rampung. Persoalan kecil-kecil ini bisa diselesaikan tapi tidak selesai kalau kita tidak berani memerintah terhadap otoritas yang memutuskan," tegas Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra dari pihak kontraktor.