Menperin Airlangga: Industri Sawit Harus Perkuat Jaringan Eropa

Oleh : Ridwan | Kamis, 14 September 2017 - 16:32 WIB

INDUSTRY.co.id - Dumai, Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi atas diresmikannya pabrik olekimia pertama di Indonesia milik Sinar Mas Cepsa yang berlokasi di Dumai, Kepulauan Riau.

Seperti diketahui, Sinar Mas Cepsa merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara Sinar Mas Agribusiness and Food dengan Cepsa, perusahaan energi asal Spanyol.

"Kerja sama tersebut tidak hanya dilihat dari sisi bisnis, namun dapat sebagai pintu ekspor bagi sawit Indonesia ke negara Eropa," ungkap Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat meresmikan pabrik oleokimia PT Sinar Mas Cepsa di Dumai, Kepulauan Riau, Kamis (14/9/2017).

Ia menambahkan, jaringan-jaringan bersama Eropa ini sangat penting, selain Palm oil Indonesia yang sering dikonotasikan dengan jelek. "Tapi dengan kerja sama ini kita berharap akan membawa nama baik,” katanya.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan bahwa industri sawit merupakan kekuatan bagi negara dan sangat penting bagi Indonesia. Selain salah satu ekspor utama Indonesia, industri sawit juga menyerap tenaga kerja mencapai 21 juta orang baik secara langsung maupun tidak langsung. "Kontribusi kelapa sawit juga mencapai US$20 miliar," ujarnya.

Dikesempatan yang sama, Chairman Sinar Mas Agribusiness and Food, Franky O. Widjaja mengungkapkan, usaha patungan ini diciptakan dengan visi untuk menjadi produsen alkohol lemak berbasis nabati serta turunannya yang terdepan dengan skala global dan dengan pasokan bahan baku yang berkelanjutan.

"Integrasi vertikal Sinar Mas Cepsa dan peluncuran pabrik di Dumai ini merupakan langkah penting yang kami lakukan untuk mecapai visi ini. Melalui usaha patungan ini kami dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk turunan kelapa sawit dan terus menciptakan lapangan kerja di Indonesia," kata Franky.

Pabrik yang dibangun selama dua tahun tersebut akan memproduksi alkohol lemak (fatty alcohol) dari minyak inti sawit berkelanjutan sebagai bahan utama pembuatan produk yang digunakan sehari-hari seperti bahan pembersih rumah tangga dan produk perawatan pribadi.

Sementara itu, Deputy CEO Sinarmas Cepsa, José Maria Solana menambahkan, ini adalah pertama kalinya Cepsa memproduksi bahan kimia yang tidak berasal dari minyak, tapi berbasis nabati, lokasi baru, bisnis baru, dan juga pasar yang baru.

"Pabrik Dumai memiliki kapasitas produksi tahunan 160.000 metrik ton alkohol lemak per tahun," imbuhnya

Menurut Jose, penjualan alkohol lemak berbasis nabati kian diminati sebagai bahan baku untuk produk perawatan pribadi dan deterjen cair. "Fokus utama penjualan dari pabrik Dumai adalah pasar-pasar di Asia," terang Jose.

Pabrik ini secara langsung memberikan lapangan pekerjaan bagi 300 tenaga kerja Indonesia. Pabrik Dumai sepenuhnya telah beroperasi secara mandiri. Selain itu, pabrik ini mampu menghasilkan listrik sendiri, mengolah limbah dan mengelola logistiknya sendiri.

"Pabrik Dumai memiliki lokasi yang strategis, bersebelahan dengan kilang minyak Lubuk Gaung milik Sinar Mas Agribusiness and Food yang memasok minyak inti sawit untuk pabrik tersebut," pungkasnya.