Menteri Airlangga: Kemitraan Industri Menengah-Besar Jadi Strategi Pengembangan IKM

Oleh : Ridwan | Selasa, 29 Agustus 2017 - 17:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kerja sama dalam bentuk kemitraan dengan industri menengah-besar merupakan salah satu staregi yang perlu dilakukan untuk pengembangan IKM serta penguatan peran IKM dalam rantai pasok Industri.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat menjadi Narasumber Taping pada Program Acara Forum Solusi Ekonomi Indonesia dengan tema "Mengembalikan Kejayaan Industri Berbasis UMKM" yang diinisiasi oleh Ikatan Sarjana Ekononomi Indonesia di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian saat ini aktif memfasilitasi kemitraan antara industri kecil dan menengah (IKM) dengan manufaktur skala besar. Upaya yang dilandasi amanat Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian ini bertujuan untuk menguatkan rantai pasok sektor industri di dalam negeri agar semakin produktif dan berdaya saing.  

"Kerja sama yang dijalani dengan prinsip saling menguntungkan ini berperan signifikan dalam penguatan struktur industri nasional dan pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja, serta menghasilkan produk berorientasi ekspor," ungkapnya.

Beberapa program kemitraan yang telah difasilitasi oleh Kemenperin, di antaranya IKM logam di sentra Tegal dan Ceper dengan PT. Polytron dan PT. Panasonic dalam memasok kebutuhan komponen elektronika. "Selain itu, kami juga menjembatani kerja sama antara IKM logam di sentra Tegal dengan PT. Astra Honda Motor untuk memasok komponen kendaraan bermotor," ujar Airlangga.  

Kemitraan lainnya, yaitu antara IKM logam di Ceper dengan PT. Inka dan PT. KAI untuk menyalurkan komponen kereta api seperti rem block cast iron, brake block head, side bearer housing, journal spring upper seat, journal spring bottom seat, bottom center plate, dan upper center plate.  

"Kami tengah mendorong kerja sama IKM Ceper dengan industri alat berat sehingga ke depannya dapat memasok ke pasar komponen alat berat, seperti road roller dan excavator," tutur Airlangga.  

Bahkan, guna meningkatkan penggunaan alat perkakas pertanian dalam negeri seiring masuknya produk impor, Kemenperin telah menggandeng IKM yang memproduksi cangkul untuk kerja sama dengan PT. Krakatau Steel, PT. Boma Bisma Indra, PT. Sarinah dan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku serta pendistribusiannya.  

"Dalam waktu dekat, akan dilaksanakan kerja sama antara IKM dengan industri besar di sektor furniture terutama untuk memenuhi pasar ekspor," lanjutnya.

Selain itu, ditargetkan pula kemitraan antara petani tanaman obat dengan industri kosmetik dan jamu sekala besar untuk penyediaan bahan baku.  

Menurut Airlangga, kerja sama yang dilakukan tersebut mendorong upaya perbaikan kualitas dan manajemen IKM sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan kriteria dari industri skala besar.

"Oleh karena itu, Kemenperin juga memfasilitasi pengembangan daya saing IKM dengan program pelatihan, sertifikasi dan penguatan standard produk," pungkasnya.