Inilah Langkah Strategis Kemenperin Pacu Industri TPT Nasional

Oleh : Ridwan | Jumat, 25 Agustus 2017 - 16:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyampaikan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan sektor yang mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

"Selain itu, industri TPT bisa menjadi jaring pengaman sosial karena menyerap tenaga kerja langsung yang cukup banyak sebesar 2,69 juta orang atau 17,3 persen dari total pekerja industri manufaktur di Tanah Air," ungkap Airlangga di Jakarta (25/8/2017).

Ia menambahkan, capaian tersebut terbukti dari penerimaan devisa negara dari ekspor TPT sebesar USD 11,78 miliar atau 8,2 persen dari total ekspor nasional, sehingga surplus USD 4,31 miliar pada ahun 2016.

"Industri TPT juga berkontribusi sekitar 1,16 persen terhadap PDB nasional dan mencatatkan nilai investasi mencapai Rp7,54 triliun pada tahun 2016," terangnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, industri TPT memiliki peranan yang cukup strategis dalam proses industrialisasi, karenamenghasilkan produk mulai dari bahan baku, serat sampai dengan barang konsumsi, pakaianjadi dan barang jadi,yang mempunyai keterkaitan baik antar industri maupun sektor ekonomi lainnya.

Berdasarkan catatan Kemenperin, lebih dari 67 persen perusahaan TPT merupakan industri hlir yang menghasilkanproduk garmen (pakaian jadi dan barang jadi tekstil lainnya), sedangkan sisanya 32 persen merupakanindustri antara untuk pemintalan (spinning), pertenunan (weaving), perajutan (knitting), serta printingdan finishingkain.

Guna memacu industri TPT nasional berdaya saing global, Kemenperin telah mengambil beberapa langkah kebijakan strategis, antara lain melalui penguatan pendidikan vokasi untuk penyediaan SDM industri TPT, menyiapkan regulasi khusus untuk industri padat karya berorientasi ekspor yang akan mengatur tentang pemberian insentif fiskal berupa investment allowance, dan pengembangan kerja sama dengan pasar non tradisional.

"Di samping itu, kami juga melakukan promosi produk dan bussines matchingdi luar negeri, pemanfaatan lembaga pembiayaan ekspor yang lebih pro kepada industri TPT, serta mengupayakan penurunan harga gas untuk industri hulu tekstil sebesar USD 6 per MMBTU di plant gate dan pengenaan tarif listrik flat atau normal," pungkas Airlangga.