Mooryati Soedibyo Persembahkan film "Sultan Agung, Tahta, Perjuangan dan Cinta"

Oleh : Amazon Dalimunthe | Selasa, 22 Agustus 2017 - 09:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jelang memasuki usia ke 90 tahun, 2018 mendatang, Mooryati Soedibyo belum ingin beristirahat. Di usia yang tergolong sepuh ini,Ibu Moor, demikian panggilan akrbanya justru masih terus ingin berkarya. Setelah sukses menjalankan bisnis kecantikan di bawah PT Mustika Ratu, Ibu Moor kini merambah ke dunia yang sama sekali baru yakni dunia film. Ia menjadi pengagas sekaligus ekeskutif produser sebuah film kolosal bertajuk “Sultan Agung, Tahta, Perjuangan, dan Cinta”.

“Saya menginginkan melakukan suatu persembahan kepada bangsa dan negara dalam sebuah film yang saya anggap kolosal untuk mengingat dan memberi keteladanan pada generasi muda,” ujar Mooryati Soedibyo .

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Surakarta, 5 Januari 1928, itu menerangkan, “Sosok pemimpin besar Sultan Agung yang menunjukan semangat perjuangan tanpa kenal menyerah untuk mengusir penjajah VOC tahun 1623 di mana beliau menyerang karena VOC menduduki Batavia 1628-1629.”

 “Saya memang tidak memiliki pengalaman di film layar lebar. Tapi saya ingin film ini dibuat dengan sebaik baiknya, Karena  Sultan Agung itu ialah orang besar. Maka ia layak di filmkan secara baik” ungkapnya.

Moeryati menegaskan, keinginannya untuk mengangkat kisah hidup Raja Mataram pertama Sultan Agung ke layar lebar bukan tanpa alasan. “Sultan Agung punya semangat besar untuk mempersatukan nusantara yang kala itu sedang terpecah belah karena perebutan kekuasaan dan juga dikuasai oleh penjajah Belanda dengan kedok perdagangan rempah di bawah nama VOC,” tegasnya.

Bu Mooryati lantas memilih sutaradara bertangan dingin Hanung Bramantyo untuk menggarap film ini,  Hanung Bramantyo sendiri  sangat kaget dengan keinginan Mooryati yang tidak memiliki latar belakang di dunia film. Terlebih di usianya yang sudah senja. “Saya sangat kaget sosok ibu Mooryati bukan sebagai orang film dan membuat sebuah film. Bukan film horor atau apapun yang sama sekali nggak pernah disentuh oleh produser-produser Indonesia,” puji Hanung.

Hanung juga menceritakan bagaimana Mooryati membuat konsep kostum. Itu dianggap suami Zaskia Adya Meca adalah cita-cita yang luar biasa. Namun, untuk proses syuting belum bisa dipastikan Hanung kapan akan dilakukan. Itu dikarenakan ada beberapa kendala termasuk bangunan peninggalan tahun 1600-an.

Dalam membuat film ‘Sultan Agung’, Hanung harus mempersiapkan lokasi dimana bisa menampung pasukan gajah dan kuda. “Kita masih melakukan persiapan yang cukup panjang karena ini tahun 1600 sisa-sisa bangunannya tidak ada. Tidak seperti film Soekarno yang masih ada bangunannya,” ungkapnya.

“Saya lagi menginventarisir yang paling mungkin kalau gajah di Lampung. Soal tempat, Yogya, Solo dan Jakarta. Lampung additional. Kemungkinan kita cari benteng yang seperti Batavia, di Makassar ada Benteng Rotterdam sama benteng di Ambon,” pungkasnya.

Film produksi Moeryati Soedibyo Cinema dan Dapur Film ini dibintangi Ario Bayu yang berpemeran sebagai Sultan Agung dan Anindya Kusuma Putri sebagai pemeran permaisuri Sultan Agung. (AMZ)