PT KAI Bangun Jalur Penghubung KA Cepat Jakarta-Bandung

Oleh : Ridwan | Rabu, 16 Agustus 2017 - 09:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- PT Kereta Api Indonesia akan membangun jalur kereta api dari stasiun terakhir Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, yaitu Stasiun Tegalluar untuk menghubungkan ke pusat kota Bandung.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro peninjauan satu rangkaian kereta bandara di Balai Yasa, Manggarai, Jakarta, Selasa (15/8/2017)  mengatakan jalur dari Cimekar ke Bandung sudah tersedia, jadi tinggal menghubungkan dari Tegalluar ke Cimekar.

"Kami sudah kirim surat ke gubernur, ini kita tunggu dan itu sudah disampaikan kepada gubernur," katanya.

Edi menambahkan lokasi sudah ditetapkan, total jarak dari Tegalluar ke Cimekar, yaitu dua hingga tiga kilometer.

Dia menjelaskan nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek tersebut, yaitu Rp150 miliar per kilometer.

Namun, dia mengatakan terdapat alternatif, yaitu kereta "light rail transit" (LRT) sesuai dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Edi menjelaskan apabila dibuat menjadi LRT akan dilanjutkan hingga pusat kota Bandung, ke Paris van Java-Insitut Teknologi Bandung- Universitas Padjajaran-Dukomesel.

"Direncanakan menjadi loop. Ini bayangan kita nanti didetilkan, jadi masuk kota bandung, itu langsung masuk ke PVJ (paris van java mall), menyebrang lari ke ITB, ITB ke Unpad, lalu Dukomsel, turun terus bablas balik lagi," katanya.

Namun, saat ini Edi mengatakan masih dikaji terkait dua alternatif tersebut.

"Tapi kalau ini direncanakannya LRT, arahan dari bu menteri kan ini LRT,v itu pasti listrik dan itu kita lihat supaya nanti efisien, kalau (bukan LRT) lahannya sawah tidak usah pakai 'elevated' (bertingkat), pakai urugan atau bahasa kerennya 'embankment'. Jadi diurug saja supaya dia lebih atas," katanya kepada awak media.

Pembangunan konstruksi KA Cepat Jakarta Bandung telah dimulai pada 7 Juli lalu di mana peletakan batu pertama telah dilakukan di Walini, Jawa Barat.

Pembangunan proyek transportasi massal sepanjanv 142 kilometer (km) diperkirakan memakan waktu tiga tahun, sehingga operasi pertama ditargetkan pada 2019.