Asosiasi Produser Film Sebut Industri Bioskop Masih Kekurangan Layar

Oleh : Ahmad Fadli | Jumat, 22 Juli 2016 - 00:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) menyebutkan produksi film di Indonesia mencapai 200 film pada 2015. Angka ini naik dibandingkan 2014 dari 126 film.

“Kenaikan produksi ini tidak diimbangi dengan penambahan layar bioskop,” kata Sheila Timothy, Ketua Umum Aprofi di Jakarta, kemarin.

Dari jumlah penduduk sebesar 250 juta dibutuhkan 2.000-2.500 layar bioskop. Dari angka ini baru terdapat 1.118 layar bioskop saja.

“Jumlah layar bioskop Indonesia sama dengan layar Beijing, cuma jumlah penduduknya hanya 22 juta orang,” ujarnya.

Jumlah layar bioskop tidak seimbang denga jumlah penduduk, ucap Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf Endah Wahyu Sulistianti, merugikan.

Karena, jika jumlah layar bioskop sedikit atau tidak ada, maka pengusaha bioskop kesulitan menjual filmnya. “Sementara biaya produksi terus meningkat,” ucapnya.

Sheila meneruskan regulasi perfilman yang mendukung perfilman dinantikan produser film. Bahkan, hal ini ditunggu investor asing. “Walaupun pemerintah telah menghapus industri perfilman dari Daftar Negatif Investasi,” jelasnya.

Investor asing belum mau menanamkan modal di industri perfilman. Langkah ini hanya dilakukan swasta lokal. “Pemerintah harus memberikan insentif seperti tax allowance (diskon pajak),” tukasnya.

Tax allowance, tambah Endah, telah dilakukan pemerintah Perancis dan Korea Selatan (Korsel). Begitupula Sungapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. “Kita belum memberikan insentif,” jelasnya