Ini Ketentuan Penetapan Awal Puasa Ramadhan

Oleh : Andi Muh. Akhyar, M.Sc. | Minggu, 10 Maret 2024 - 07:05 WIB

INDUSTRY.co.id-Pemerintah Indonesia dan negara-negara ASEAN secara resmi menerapkan kriteria baru penetapan awal bulan hijriyah pada tanggal 8 desember 2021.

Kriteria ini dikenal dengan nama kriteria Neo-MABIMS. Neo-MABIMS didasarkan pada hasil penelitian bertahun-tahun terkait rukyatul hilal dari dua Ahli Astronomi Internasional, Muhammad Ilyas dari Malaysia dan Muhammad Odeh dari Jordania. Penetapannya, tinggi hilal yang dapat dirukyat saat matahari terbenam, paling minimal 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat. Kriteria tersebut kemudian dijadikan acuan oleh pemerintah dalam pembuatan kalender hijriyah dan menjadi syarat verifikatif terhadap hasil rukyat awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. Jika hilal yang dilihat oleh perukyat sama dengan atau lebih besar dari ketinggian dan elongasi minimal tersebut, maka persaksiannya dterima.

Sebaliknya, jika ada yang mengaku melihat hilal dibawah batas minimal tersebut, maka persaksiannya ditolak. Pemerintah lebih percayai kredibilitas ulama Falak (ilyas dan Odeh) yang memiliki pengalaman puluhan tahun dalam rukyatul hilal. Dalam tinjauan fiqh, pemerintah berpijak pada pandangan ulama Syafiiyah Syaikh Taqiyuddin ab-Subhki rahimahullah (wafat 756 H). Menurutnya, apabila secara hisab menunjukkan tidak mungkin melihat hilal kemudian ada orang yang mengaku melihat hilal, maka persaksian orang tersebut tertolak.

Pada hari Ahad, 29 Sya’ban 1445 H, bertepatan dengan 10 Maret 2024, pemerintah dan ormas Islam akan mengadakan rukyatul hilal awal bulan Ramadan. Berdasar pada data ilmiah astronomis, tinggi hilal maksimal di Indonesia hanya mendekati satu derajat, bahkan sebagian wilayah timur hilalnya masih di bawah ufuk. Demikian pula elongasinya yang hanya berkisar 1 – 2 derajat saja. Jelas bahwa ketinggian dan elongasi bulan menurut data ilmiah tersebut masih di bawah kiteria minimal keterlihatan hilal yang telah ditetapkan pemerintah. Menurut ahli falak, nyaris mustahil hilal bisa terukyat pada hari itu dan kalaupun ada yang mengaku melihat, maka persaksiannya akan ditolak oleh pemerintah. Dengan demikian, bisa diprediksi bahwa pemerintah Indonesia akan menggenapkan Sya’ban jadi 30 hari sehingga menetapkan awal Ramadan 1445 H jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. Sholat tarwih perdana dilaksanakan pada malam Selasa (Senin, 11 Maret 2024).

Keputusan ini akan sama dengan keputusan awal Ramadan ormas Persatuan Islam berdasarkan Surat Edaran No:0933/JJ-C.3/PP/2024 dan tentu akan diikuti oleh ormas Nahdatul Ulama, Wahdah Islamiyah, dan ormas Islam lainnya. Sebaliknya, penetapan pemerintah akan berbeda dengan penetapan Muhammadiyah yang berdasar pada Maklumat PP Muhammadiyah nomor 1/MLM/I.0/E/2024, awal Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024.

Keputusan Muhammadiyah ini diprediksi akan sama dengan keputusan Pemerintah Saudi Arabiyah. Berdasarkan data astronomis dan pengalaman pengamalan rukyat hilal kontemporer di Saudi Arabiyah, akan ada orang di tempat tertentu yang mengaku melihat hilal pada pada hari Ahad, 10 Maret 2024. Dengan demikian, masjid-masjid Muhammadiyah dan Saudi Arabiyah akan mengadakan tarwih perdana pada malam Senin (Ahad, 10 Maret 2024)

Penulis: Andi Muh. Akhyar, M.Sc. (Mahasiswa Program Doktor Ilmu Falak King Abdulaziz University