Era Media Cetak Mulai Redup dan Ditinggalkan

Oleh : Herry Barus | Kamis, 27 Juli 2017 - 12:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Surabaya-  Seiring keterbukaan dan era digital begitu menyerbu tanpa batas dan skat. Informasi, atau berita, ada di genggaman tangan. Kita memiliki android, sudah cukup menguasai informasi. Sehingga era media display atau cetak mulai redup dan ditinggalkan.

Demikian disampaikan Agi Sugiyanto, CEO Berita Enam Media saat ditemui awak media di sela-sela acara Mukernas I SMSI di Surabaya, Kamis (27/7/2017) Agi yang juga pengusaha sejumlah usaha bergerak dalam bidang industri musik hiburan menilai Mukernas SMSI menjadi momentum berkumpulnya para pengeloa media online seluruh Indonesia.

Maraknya media online  belakangan ini, adalah sebuah tuntutan jaman, dan pengusaha media tidak bisa mengelak kehadiran media online. Seiring keterbukaan dan era digital begitu menyerbu tanpa batas dan skat. Informasi, atau berita, ada di genggaman tangan. “Kita memiliki android, sudah cukup menguasai informasi. Sehingga era media display atau cetak mulai redup dan ditinggalkan.”

Seseorang dengan mudah membuat media online. Persoalannya bagaimana mengelola media online atau media siber itu secara sehat. Dalam arti sehat dalam pembiayaan atau permodalan, maupun sehat dalam kaitan isi atau content.

Dalam pengamatan Agi belakangan ini,  dari ratusan atau ribuan media siber, mungkin hanya beberapa saja yang di dukung medal besar. “Lalu bagaimana dengan pengelolaan media siber dengan modal pas pasan? Inilah masalah yang banyak dihadapi para anggota SMSI se Indonesia. “

Saat Mukernas I SMSI berlansung Agi Sugiyanto berjumpa Budi Purnomo CEO Hallo Media Group dan kerja sama langsung terjalin. Pemikiran menjalankan bisnis online juga menjadi pemikiran Budi Purnomo yang juga wartawan senior Jakarta-Surabaya.

“Mas Budi Purnomo menawarkan solusi bagaimana kita membangun sindikasi. Kalau kita bersatu, akan menjadi besar. Banyak cara dan peluang bisa kita garap, bukan hanya dari content, tapi juga peluang bisnisnya,” jelas Agi


“Kalau saya menawarkan satu sinergi secara internal, dengan saling memberikan informasi atau tukar pengalaman. Sehingga peluang untuk membangun media siber secara sehat bisa terwujud. Media yang sehat, harusnya adalah yang mampu membiayai dirinya, dan secara independen menyajikan isi berita yang baik dan memenuhi kaidah jurnalistik, “pungkas Agi Sugiyanto.

Pertumbuhan media online dewasa ini kian menjamur di setiap kota di Indonesia, baik level nasional maupun lokal. Sebab itu, Ketua Dewan Pers Yoseph Adi Prasetyo, mengatakan, tidak mungkin Dewan Pers melakukan pembinaan media online tanpa ada asosiasi atau serikat media online.

Dijelaskan juga, jumlah media di Indonesia terbanyak di dunia. Saat ini total media di Indonesia ada sekitar 47 ribu media, sedangkan yang terdata di Dewan Pers hanya sekitar 321 media cetak, dan 2000 media online.

Menurutnya, Indonesia tergolong aktif menggungkan internet, terbukti dari jumlah 262 juta penduduk Indonesia, pengguna internetnya sekitar 300 juta. “Karena kebanyakan orang Indonesia memiliki banyak handphone,” ungkapnya.