Kemenperin Apresiasi Frisian Flag Latih Peternak Sapi Perah ke Belanda

Oleh : Ridwan | Rabu, 31 Mei 2023 - 13:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memacu pengembangan industri pengolahan susu di dalam negeri agar semakin produktif dan berdaya saing global.

Ini mengingat industri pengolahan susu merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 dan peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Guna meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu, salah satu upaya yang perlu digenjot adalah penyediaan sapi perah yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebagai bahan baku," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat konferensi pers Kick Off "Program Young Progressive Farmer Academy" yg diselenggarakan oleh Frisian Flag Indonesia di Jakarta (31/5).

Saat ini, lanjut Putu, populasi sapi perah di Indonesia masih terbilang sangat sedikit yaitu mencapai 592 ribu ekor. 

"Ini yang menjadi masalah utama dalam pengembangan produksi SSDN. Ditambah lagi, rendahnya produktivitas sapi perah rakyat (8-12 liter/ekor/hari) dan tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu (0,5-0,6)," terangnya.

Selain itu, pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan, minimnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat (2-3 ekor per peternak), biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal, kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak.

Oleh karena itu, Kemenperin mengapresiasi program FFI Young Progressive Farmer Academy dari Frisian Flag Indonesia yang bertujuan mendorong minat peternak muda menjadi profesional dan memiliki kemampuan manajemen peternakan yang lebih baik dan berkelanjutan.

"Sebagai kontribusi nyata industri pengolahan susu, program FFI Young Progressive Farmer Academy akan mendorong peningkatan produksi susu nasional melalui peningkatan skala bisnis peternak tradisional, produktivitas para peternak ini akan meningkat dan pada akhirnya ikut meningkatkan kesejahteraan mereka,” tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNak) Kementerian Pertanian, Tri Melasari.

Dirinya mengapresiasi program FFI Young Progressive Farmer Academy yang ikut berkontribusi dalam upaya pemerintah meningkatkan produksi berkelanjutan peternakan sapi perah di Indonesia.

“Program ini akan membantu regenerasi peternak Indonesia dan membantu upaya kita bersama untuk mencapai Blue Print Persusuan Indonesia tahun 2013-2025 yang di antaranya menargetkan produktivitas sapi perah menjadi 20 liter/ekor/hari, populasi sapi perah menjadi 1,8 juta ekor, dan produksi dalam negeri bisa memenuhi 60 persen kebutuhan susu nasional,” ucap Tri Melasari. 

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro mengatakan, program Young Progressive Farmer Academy ini adalah bagian dari komitmen FFI untuk mengembangkan peternakan sapi perah dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu.

“Melalui program ini kami ingin membina peternak muda skala kecil di Indonesia agar bisnis peternak sapi perah mereka semakin berkembang," kata Andrew.

"Program ini sejalan dengan tujuan perusahaan 'Nourishing Indonesia to Progress' dimana diharapkan para peternak muda dapat berkontribusi besar dalam mempertahankan bahkan mempercepat laju pertumbuhan sektor peternakan dan industri susu di Indonesia,” tambahnya.

Seleksi program FFI Young Progressive Farmer Academy dilakukan secara tertutup dengan bekerjasama melalui belasan koperasi susu yang tersebar di Jawa untuk menjaring para peternak muda berusia 25-35 tahun yang memiliki 5-8 ekor sapi perah laktasi, dan bernaung di bawah mitra koperasi FFI dari seluruh Indonesia. 

Persyaratan lainnya antara lain wajib memiliki lahan minimal 50m2 guna pengembangan, bersedia belajar dan mengimplementasikan cara beternak yang baik, dan berani menerima tantangan dalam pengembangan bisnis. 

Para peternak muda yang mendaftar wajib menyusun dan melampirkan perencanaan bisnis, lalu pada bulan Juni akan dipilih 30 perencanaan terbaik yang ditentukan oleh para juri ahli dan juri panel yang terdiri dari para ahli, akademisi dan media, serta Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian.

Selanjutnya, dari ke-30 perencanaan bisnis, akan diselekasi 12 perencanaan bisnis terbaik oleh para dewan juri akan melakukan verifikasi dan wawancara dengan peserta di lapangan. 

Selanjutnya, para pemenang akan diberangkatkan ke Belanda untuk mengikuti studi banding dan pembelajaran terkait praktik manajemen peternakan sapi perah yang baik bersama peternak lokal Belanda, pada bulan September 2023. 

"Melalui program ini, diharapkan dalam tiga tahun ke depan, para peserta FFI Young Progressive Farmer Academy dapat mengembangkan bisnisnya hingga skala medium dengan 10-20 ekor sapi perah laktasi," tutur Andrew.

"FFI sangat mengapresiasi dukungan dan keterlibatan dari semua pihak terkait untuk terlaksananya program ini. FFI percaya kesuksesan sebuah kemajuan itu kunci utamanya memang dari kolaborasi yang terjalin dengan baik dari semua," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi mengatakan, hadirnya inisiatif semacam ini dari industri merupakan langkah yang strategis dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus kesejahteraan ekonomi dari para peternak sapi perah kita. 

"Untuk jangka panjang, program seperti Young Progressive Farmer Academy dari FFI ini akan ikut berkontribusi dalam meningkatkan populasi sapi perah dan serta penyediaan susu segar dalam negeri di tanah air," kata Dedi.

Oleh karena itu, dirinya mengapresiasi langkah kongkret FFI yang telah konsisten melakukan pembinaan terhadap peternak sapi perah.

"Saya melihat program ini akan menjadi contoh yang akan menghasilkan peternak-peternak sapi yang modern," tutup Dedi.