Data Penjualan Industri Ritel Tingkatkan Optimisme Perekonomian Indonesia

Oleh : Ahmad Fadli | Jumat, 14 Juli 2017 - 10:08 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Data peningkatan penjualan ritel yang terjadi di berbagai daerah dinilai dapat mendongkrak optimisme terhadap kondisi perekonomian Indonesia sekaligus menunjang stabilitas yang diharapkan kalangan investor.

"Optimisme terhadap ekonomi Indonesia menguat pada perdagangan setelah rilis data penjualan ritel bulan Mei yang mengesankan sebesar 4,3 persen karena peningkatan permintaan bahan pangan," kata Analis perusahaan jasa finansial FXTM, Lukman Otunuga, Kamis (13/7/2017)

Menurut dia, data penjualan yang menggembirakan itu juga dinilai bakal mendukung peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, ujar dia, hal tersebut juga sesuai dengan optimisme Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada masa mendatang.

"Prospek keseluruhan terlihat menjanjikan meninjau data domestik Indonesia yang terus menampilkan isyarat stabilitas," paparnya kepada awak media di Jakarta

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya untuk mengawasi pendistribusian bahan pokok ke berbagai wilayah di Indonesia, khususnya untuk toko atau ritel modern yang wajib menerapkan skema berupa Harga Eceran Tertinggi (HET) bahan pokok penting.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Jakarta, Rabu (14/6) mengatakan bahwa jika terdapat ritel atau toko modern yang kekurangan pasokan, dalam waktu dekat akan dipenuhi. Namun, jika kekurangan pasok tersebut terjadi secara terus-menerus, maka ada indikasi penyelewengan.

"Pasokan akan terus diawasi, di pasar tradisional dan ritel modern. Petugas akan dikirim untuk melihat stok di ritel modern," kata Enggartiasto.

Dalam upaya pengendalian harga dan pasokan tersebut, Kementerian Perdagangan telah memfasilitasi beberapa kerja sama antar pelaku usaha. Kerja sama tersebut antara Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dengan distributor gula, GIMNI, Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI).

Dengan kesepakatan itu, ditetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) di ritel modern untuk komoditas gula sebesar Rp12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp11.000 per liter, dan daging beku dengan harga maksimal Rp80.000 per kilogram.