Kementerian Pertanian Targetkan 45% Dana BPDP Sawit 2018 Untuk Replanting

Oleh : Candra Mata | Kamis, 29 Juni 2017 - 01:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan 45% dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit pada 2018 digunakan untuk peremajaan tanaman kelapa sawit.

"Kalau kita mampu meningkatkan setara dengan potensi produktivitas optimum saja, maka bisa dua kali lipat capaian nilai keekonomian saat ini," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementan, Bambang kepada pers di Jakarta beberapa waktu lalu.

Untuk itu, menurut Bambang, program peremajaan tanaman kelapa sawit seharusnya mendapat proporsi dana yang lebih besar. Ditjenbun menargetkan proporsi peremajaan tanaman kelapa sawit yang sebelumnya hanya 10% akan menjadi 45% pada 2018.

"Jika dana BPDP Sawit Rp10 triliun tahun depan, sementara 40% saja untuk peremajaan. Artinya ada Rp4 triliun untuk peremajaan, dengan bantuan peremajaan Rp25 juta per ha, maka ada 160.000 ha akan direplanting," papar dia.

Tahun ini, Ditjenbun melalui dana BPDP Sawit menargetkan dapat meremajakan tanaman kelapa sawit seluas 20.750 ha dengan ketersediaan benih setara 60.000 ha. Benih sawit berasal dari kegiatan perbenihan yang dilakukan masyarakat dengan mitra.

Namun, realisasi program peremajaan kebun kelapa sawit petani masih menunggu peraturan menteri keuangan terbit. Peraturan ini diharapkan segera terbit, agar realisasi peremajaan sejalan dengan musim tanam sawit yang dimulai September.

Bambang menyebut saat ini proposal peremajaan yang masuk ke Ditjenbun lebih dari 20.000 ha, yang harus melalui verifikasi berjenjang di tingkat daerah hingga pusat. Catatan Ditjenbun ada 2,4 juta ha kebun rakyat yang menanti peremajaan.

Peremajaan akan diprioritaskan untuk kebun sawit yang paling siap. Kesiapan ini dapat terlihat dari petani, kelembagaan petani, kondisi kebun, hingga pemerintah daerah.

"Perlu persiapan pra replanting. Karena untuk peremajaan sebenarnya perlu Rp65 juta per ha, sementara, bantuan peremajaan hanya Rp25 juta per ha dan perlu mitra yang dapat membantu menyiapkan petani," tutur Bambang.(Imq)