Presiden Jokowi- Ibu Iriana Gelar Open Huse di Istana Negara Jakarta

Oleh : Herry Barus | Minggu, 25 Juni 2017 - 08:47 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Presiden Joko Widodo menggelar "open house" untuk bersilaturahim dan halalbihalal dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pejabat, dan masyarakat umum di Istana Negara Jakarta, Minggu(25/6/2017)

Berdasarkan jadwal yang dikeluarkan Biro Pers Sekretariat Presiden, Jokowi akan melakukan silahturahim dan maaf-maafan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta keluarga pada pukul 08.45 WIB.

Selanjutnya pada pukul 09.00-11.00 WIB, Presiden menggelar silaturahim dan halalbihalal dengan para pejabat dan masyarakat umum.

Sebelumnya, Presiden, Ibu Negara, Iriana Joko Widodo beserta putrinya, Kahiyang Ayu dan putranya, Kaesang Pangarep, melakukan Salat Id di Masjid Istiqlal Jakarta.

Salat Id di Istiqlal juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Mufidah Jusud Kalla, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan istri, Happy Farida, serta para menteri Kabinet Kerja, pimpinan lembaga negara, dan duta besar negara sahabat.

Dalam Salat Id itu, khatib Quraish Shihab mengajak umat Islam untuk menjaga keberagaman pada hari Lebaran 2017.

"Kata fitri atau fitrah berarti asal kejadian, bawaan sejak lahir. Ia adalah naluri," kata Quaraish saat menyampaikan khutbah Shalat Idul Fitri.

Ia menegaskan tentang makna lainnya atas "fitri".

"Fitri juga berarti suci karena kita dilahirkan dalam keadaan suci bebas dari dosa. Fitrah juga berarti agama karena keberagaman mengantar manusia mempertahankan kesuciannya," ujarnya.

Ia juga mengajak umat untuk menghormati perbedaan.

"Kita bersama sebagai umat Islam dan sebagai bangsa kendati mazhab, agama, atau pandangan politik berbeda karena kita semua berketuhanan Yang Maha Esa," katanya.

Pada kesempatan itu, ia mengajak umat menghindari perpecahan bangsa dan negara.

"Kita semua satu bangsa, bahasa, dan tanah air, serta telah sepakat Berbhinneka Tunggal Ika dan menyadari, bahkan agama-agama tidak melarang kita berkelompok dan berbeda, yang dilarang adalah berkelompok dan beselisih," katanya.

Menurut dia, keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan yang dikehendaki Allah untuk seluruh makhluk, termasuk manusia, seperti tertulis dalam Surah Almaidah 5:48.